Potret gedung kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Universitas yang dikenal dengan sebutan Kampus Putih ini baru saja mendapatkan predikat sebagai kampus swasta terbaik keenam se-Asia Tenggara menurut data yang dikeluarkan oleh AppliedHE. | Foto: Humas UMM
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan kerja sama dengan berbagai daerah termasuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember, Senin (2/1/2023). Beberapa aspek yang dikerjasamakan yakni bidang pertanian, energi baru terbarukan (EBT), aviasi hingga pendidikan.
Rektor UMM, Fauzan menilai, wilayah Jember memiliki potensi yang sangat besar. Di bidang pertanian, Jember menduduki tempat ketiga sebagai penghasil beras terbanyak di Jawa Timur (Jatim). "Sayangnya, selama ini para petani terlalu bergantung pada pupuk kimia. Padahal harga pupuk jenis itu semakin hari semakin tinggi," kata Fauzan dalam pesan pers yang diterima Republika, Selasa (3/1/2023).
Menurut Fauzan, kondisi tersebut tentu akan merugikan para petani. Sebab itu, UMM hadir dan menggandeng Jember dalam mengupayakan solusi melalui pupuk organik. Hal ini diharapkan biaya produksi bisa ditekan dan membuat petani mendapatkan keuntungan yang lebih baik.
Di aspek lain, UMM-Jember juga akan mengembangkan EBT di beberapa titik. Ada tiga titik yang menurut Fauzan memungkinkan untuk dikembangkan EBT, khususnya pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH).
Menurut rektor asal Kediri itu, ada banyak manfaat yang diperoleh dari PLTMH. Salah satunya yakni mampu memberikan aliran listrik pada mereka yang belum merasakannya. Kalaupun sudah semua, adanya PLTMH ini bisa mendorong warga untuk lebih produktif dengan mengembangkan home industry.
Kerja sama ini juga akan fokus pada bidang aviasi untuk destinasi wisata di Jember dan peningkatan kualitas SDM. Fauzan menegaskan UMM akan selalu mendukung pengembangan potensi wisata Jember melalui jalur udara. Hal ini tentu akan menjadi tujuan rekreasi yang menarik dan berbeda dengan yang lain. Terlebih, didukung dengan panorama indah yang dimiliki Jember.
Dia berharap kerja sama UMM dan Jember mampu menghasilkan solusi yang baik. Hal ini terutama dalam rangka memberikan kesejahteraan bagi masyarakat luas. "Diawali dengan produksi pupuk organik, kemudian pesawat sebagai wisata, peningkatan SDM, hingga EBT," ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Jember Hendy Siswanto tak menampik, pihaknya sangat memerlukan inovasi yang sudah dilakukan UMM. Banyak produk dan penemuan Kampus Putih yang bisa ditiru dan diimplementasikan di Jember. Satu hal yang menarik adalah bidang pertanian.
Menurut dia, UMM bisa mengatasi problem pupuk di berbagai daerah. Hal ini sesuai dengan Jember yang juga memiliki problem serupa. Oleh karena itu, kerja sama yang dibangun bersama UMM ini bisa mengatasi masalah ini.
"Apalagi UMM sudah menggunakan pupuk organik di Situbondo dan berhasil. Kebetulan kami juga tengah mempersiapkan pembangunan pabrik pupuk organik,” katanya.
Ia juga mengapresiasi UMM yang segera menghadirkan para ahli untuk memberikan masukan di aspek pertanian. Rencananya pada 5 januari nanti akan ada sederet profesor yang akan turut memberikan solusi atas masalah-masalah yang dihadapi. Dengan begitu, dapat mempercepat aktivitas nyata di antara keduanya.