Bantuan cairan formalin dari pemerintah untuk mensterilisasi lingkungan kandang ternak di Pedukuhan Jati, Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta, Kamis (6/7/2023). Warga rutin melakukan sterilisasi kandang ternak usai kasus kematian warga karena mengonsumsi daging sapi yang mati dan terkena antraks. Menurut Balai Besar Veterinari (BBVet) Wates ada 12 ekor hewan ternak di Dusun Jati yang terkena antraks, enam ekor kambing dan enam ekor sapi. Dari kejadian ini sebanyak 87 warga positif terjangkit antraks dan satu diantaranya meninggal dunia.
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Guru Besar Bidang Kesehatan Hewan Ternak dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Profesor Lili Zalizar, mengatakan ada sejumlah cara agar masyarakat dapat terhindar dari penyakit antraks. Hal ini terutama untuk masyarakat yang senang mengonsumsi hewan ternak.
Menurut Lili, masyarakat sebagai konsumen harus memastikan membeli daging yang hewan ternaknya disembelih di RPH. Kemudian masyarakat harus memasak daging dengan suhu tinggi. "Ketiga, sebaiknya tidak ikut membantu memotong atau mencacah daging dari ternak yang disembelih karena sakit," jelas Lili saat dikonfirmasi Republika, Kamis (6/7/2023).
Pada kesempatan ini, Lili juga mengungkapkan, beberapa cara pengolahan agar spora yang ada di daging dapat mati. Cara pertama, yakni daging dimasukkan ke presto atau autoclave dengan suhu 121 derajat celcius selama 15 menit. Kemudian cara lainnya, yaitu daging harus direbus dengan suhu 100 derajat celcius selama satu sampai dua jam.
Antraks termasuk salah satu penyakit yang perlu diwaspadai oleh manusia. Pasalnya, penyakit ini dapat menular ke manusia dari hewan ternak yang sakit.
Antraks diketahui dapat menular ke manusia (zoonosis) dan disebabkan adanya Bacillus anthracis. Penyakit ini dapat menular melalui spora antraks yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan. Kemudian dapat juga melalui daging yang mengandung spora dan tidak dimasak dengan suhu tinggi.
Selain itu, spora antraks juga dapat masuk melalui luka yang ada di kulit atau selaput lendir. Salah satunya dapat terjadi pada kasus penyembelihan hewan penderita antraks.
Spora antraks yang masuk lewat pernafasan bisa menyebabkan sesak nafas dan kematian. Jika ini masuk ke saluran pencernaan, maka dapat menyebabkan diare berdarah. Jika kondisi ini tidak segera diobati, maka bisa menyebabkan kematian.
Selain itu, spora antraks yang masuk lewat kulit juga dapat menyebabkan bisul. Bahkan, ini mampu menimbulkan pembengkakan di tempat kulit yang terinfeksi. Namun penyakit di bagian ini dapat sembuh apabila segera diobati.
Sebelumnya, kasus penyakit antraks kembali muncul di Gunungkidul, DIY. Hingga saat ini, penyakit itu telah menjangkiti sebanyak 87 orang dan satu orang meninggal dunia.