Penyerahan hadiah pemenang Lomba Pengetahuan Umum Tiongkok kepada mahasiswa UMM.
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG – Prestasi membanggakan ditorehkan tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur. Dalam ajang Lomba Pengetahuan Umum Tiongkok yang diadakan Konsulat Jenderal Tiongkok di Surabaya, 10 Oktober hingga 10 November lalu, mereka berhasil meraih juara pertama dan ketiga.
Tak seperti umumnya, lomba ini diadakan dengan sistem online. Tiga mahasiswa tersebut ialah Ana Sophia Siregar dari program studi Ilmu Teknologi Pangan dan Fikri Ramadhan Siregar dari Fakultas Psikologi. Keduanya meraih juara pertama karena skor yang didapatkan sama.
Sedangkan Dwi Fariyana Wiraningtyas, mahasiswa program studi Farmasi meraih juara ketiga. Selain itu, UMM juga meraih juara untuk kategori perguruan tinggi dengan peserta lomba terbanyak, yakni 332 mahasiwa.
Ana dan Fikri berhak mengantongi sebuah komputer jinjing (laptop) dari Konjen Tiongkok serta uang pembinaan sebesar Rp 1,5 juta dari UMM. Sementara itu, Dwi pun mendapatkan sebuah komputer jinjing dari Konjen Tiongkok dan uang pembinaan dari UMM sebesar Rp 500 ribu.
Penyerahan hadiah dilakukan di Universitas Negeri Surabaya, Ahad (11/12) pekan lalu. Hadiah diserahkan langsung oleh Konjen Tiongkok di Surabaya, Gu Jingqi. Kompetisi diikuti 20 universitas terpilih se-Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Bali, dan NTT.
Sistem online yang diterapkan pada lomba ini menjadikannya tak ada batasan peserta. Ada 50 butir pertanyaan di website tersebut. Untuk jumlah pertanyaan yang tak sedikit, waktu yang disediakan untuk menyelesaikan terbilang singkat, hanya 30 menit.
Asisten Rektor Bidang Kerja Sama, Soeparto, menyatakan prestasi ini tak lepas dari pengaruh positif sejak didirikannya China Corner di UMM pada Mei lalu. Hal ini semakin memperkuat jalinan kerja sama antara UMM dengan Tiongkok. “Sejak diresmikannya China Corner di UMM pada Mei lalu, mahasiswa jadi punya media untuk mempelajari lebih banyak tentang Tiongkok,” ujarnya, dalam siaran persnya, Selasa (20/12).
Prestasi ini berdampak pada penguatan internasionalisasi UMM. Tiongkok, kata Soeparto, memiliki sumber daya yang kuat. Soeparto menganalogikan Tiongkok sebagai ‘present tense’ dalam istilah grammar bahasa Inggris. Tiongkok kini jadi pandangan untuk masa depan, alias future, utamanya untuk ASEAN.