REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kemampuan berbahasa asing dipandang sebagai salah satu aset terpenting saat ini. Minimnya kemampuan bahasa asing terbukti menjadi hambatan banyak orang untuk mengembangkan potensi mereka.
Berbekal kesadaran tersebut, Universtas Muhamadiyah Malang (UMM), melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kursus Bahasa Asing (KBA) siap membekali para dosen mereka dengan kemampuan berbagai bahasa asing.
“Sebenarnya, program pengembangan bahasa untuk dosen bukan hal baru bagi KBA, namun perlu terus kita sosialisasikan, karena masih banyak dosen yang belum menggunakan fasilitas ini,” kata kepala UPT KBA UMM Sri Hartiningsih.
Salah satu caranya, tutur Sri, adalah dengan mengadakan short course tujuh bahasa asing yang dilakukan akhir pekan lalu (30/8) di Aula Pascasarjana Kampus I UMM. Tujuh bahasa tersebut yaitu Bahasa Inggris, Bahasa Prancis, Bahasa Jerman, Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang, dan Bahasa Korea.
Dalam kursus singkat ini, menurut Sri, mengingat durasinya yang cuma sehari, maka peserta hanya diberikan stimulasi agar merasa familier dengan tujuh bahasa tersebut. “Jadi yang diberikan di sini hanya perkenalan saja, seperti cara menyapa dan menanyakan kabar,” paparnya.
Sri mengharapkan, selepas acara ini para dosen segera membuat kelompok-kelompok belajar bahasa yang nantinya akan didampingin tutor-tutor berpengalaman dari KBA, termasuk native speaker dari masing-masing bahasa.
“Supaya efektif, satu kelompok maksimal 15 orang, kalau minimalnya terserah, berapapun orangnya kita siap melayani. Bahkan, kemarin ada dosen yang ingin ke Jepang tapi belum menguasai bahasanya, ya kita privat,” kata Sri.
Lebih dari itu, Sri menandaskan, program KBA ini selaras dengan misi UMM agar dosen-dosennya dapat melanjutkan kuliah di luar negeri. “Banyak dosen yang sangat berpotensi, namun karena kendala bahasa lantas mengurungkan niatnya ke luar negeri. Itu sangat kita sayangkan.” Ujar dia.