REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyebut Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai kampus yang sering dipuji oleh tamu-tamunya dari para Dubes negara sahabat. Sebagai ketua umum yang baru, Haedar mengaku turut bangga bahwa Muhammadiyah selalu dipandang positif oleh pihak lain terutama dari sisi kualitas pendidikannnya.
Pasca Muktamar Muhammadiyah ke-47 Agustus lalu, kampus-kampus Muhammadiyah ditantang meningkatkan daya saing dan budaya keilmuan. Untuk itu keberadaan kampus seperti UMM ini sangat strategis dalam mengambil peran tersebut. “UMM terbukti memiliki kekuatan daya saing yang tinggi dan budaya keilmuan yang sangat luas,” ujar Haedar ketika menjadi narasumber orasi ilmiah pada Wisuda ke-77, baru-baru ini.
Haedar mengakui sebagai penduduk mayoritas muslim, Indonesia masih belum menunjukkan daya saing yang cukup bagus di kanca internasional. Dilihat dari Pendapatan Perkapita saja, Indonesia masih kalah jauh dari Singapura dan Malaysia yang usia kemerdekaannya jauh lebih muda dari republik ini.
“Oleh karena itu, sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam ini tak ada pilihan selain harus meningkatkan sumber daya manusia karena terbukti kekayaan alam saja ternyata tak banyak mengangkat daya saing kita,” tegas Guru Besar Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini.
Dia mengatakan UMM harus terus menjadi pilar Muhammadiyah dalam menyiapkan sumberdaya manusia agar negeri yang sudah terlalu banyak seremonial ini mampu menjadi khairu ummah (umat yang utama). Salah satu orientasi yang dipegang Muhammadiyah sesuai hasil muktamar adalah menjadi umat Islam yang berfikir maju, berorientasi pada kemajuan.
“Kunci kejayaan adalah sumberdaya manusia yang bekerja keras, berfikir maju dan berbuat terbaik sebagai syarat mensyukuri nikmat Allah dengan karakter kuat, berjiwa dan berahlak mulia. Jadilah lulusan UMM yang berkemajuan,” pesan Haedar.
Rektor UMM Muhadjir Effendy berharap para lulusan menatap masa depan dengan penuh percaya diri. Sebagai lulusan sebuah perguruan tinggi terkemuka, hendaknya para wisudawan bisa lebih tegak berdiri menatap masa depan. Keterlibatan mahasiswa asing juga sudah terlihat sejak malam wisuda. UMM sengaja menggelar malam Seni dan Budaya (Maksidaya) setiap malam sebelum hari wisuda berlangsung.
Pada acara yang digelar Lembaga Kebudayaan UMM di helipad, itu mahasiswa asing dari Ukraina, Republik Ceko, Romania, Spanyol, Bulgaria dan Amerika Serikat, ikut mengambil peran menampilkan kesenian Indonesia. Mereka menyatu dengan mahasiswa lokal dalam pertunjukan selalu dipadati penonton.