Penyanyi sekaligus pegiat zumba, Denada Tambunan, menyerukan anak-anak untuk aktif berolahraga, salah satunya dengan zumba kids. “Zumba kids adalah olahraga yang dirancang untuk anak-anak agar aktif dengan gerakan aerobik,” ucap dia dalam keterangan tertulisnya beberapa waktu lalu.
Menurut Denada, gerakan dan musik yang digunakan untuk zumba kids, tentunya harus ramah anak. Perbedaan zumba kids adalah penambahan permainan dan elemen eksplorasi budaya ke dalam struktur kelas.
Anak-anak dapat mengikuti kelas zumba kids yang berdurasi 30 hingga 45 menit sebanyak dua hingga tiga kali per pekan. Dengan aktif mengikuti kelas zumba kids, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gerak badan anak sehingga tubuh tetap sehat.
Sebagai orang tua, tentu tidak ingin melihat anak jatuh sakit, apalagi terkena diabetes. Walaupun tidak bisa dimungkiri bahwa makanan dan minuman manis sudah menjadi favorit bagi anak-anak. Salah satu yang bisa dilakukan untuk mengurangi efek negatif dari makanan dan minuman manis, adalah dengan mengajak anak untuk melakukan aktivitas fisik, seperti berolahraga atau bermain. “Sebab, dengan melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara rutin dan teratur, dapat menjaga glukosa dalam darah tetap normal,” ujar Denada.
Tidak hanya menyehatkan tubuh, zumba kids juga memiliki beragam manfaat lainnya bagi anak-anak. Di antaranya membakar kalori lemak, meningkatkan self-esteem atau rasa percaya diri anak, menghilangkan stres, meningkatkan koordinasi pada anggota tubuh, melatih ingatan dan keseimbangan dalam mengikuti gerakan, serta meningkatkan massa otot dan kepadatan tulang.
Selain melakukan aktivitas fisik seperti zumba kids, penting juga untuk mengajarkan anak mengenai pola makan sehat yang sesuai dengan kebutuhan tubuh mereka. Hal ini bisa dilakukan dengan membiasakan anak untuk mengonsumsi makanan-makanan yang sehat, seperti buah dan sayur, serta rutin minum air putih.
“Memang tidak mudah mengajarkan anak untuk tidak mengonsumsi makanan dan minuman manis sama sekali, tetapi kuncinya adalah semua itu memiliki porsinya dan tidak berlebihan,” ucap Denada lagi.
Saat ini, kasus diabetes pada anak mencapai dua per 100 ribu jiwa per Januari 2023. Hal ini disebabkan oleh konsumsi gula harian masyarakat yang sudah tergolong berlebihan, termasuk pada anak-anak. Tingginya konsumsi makanan dan minuman manis di Indonesia tergambar pada hasil Riset Kesehatan Dasar 2018, yang mengungkapkan bahwa 47,8 persen responden mengonsumsi makanan manis satu sampai enam kali per pekan.
Pada anak-anak sebesar 59,6 persen anak usia tiga sampai empat tahun mengonsumsi makanan manis lebih dari satu kali sehari, dan 68,5 persen mengonsumsi minuman manis lebih dari satu kali sehari. Dokter Spesialis Anak, Leonirma Tengguna, mengatakan siapa pun boleh mengonsumsi gula, tapi tidak dalam porsi yang berlebih dan jumlah porsinya harus diatur.
Selain itu, olahraga juga dibutuhkan untuk meningkatkan metabolisme tubuh. “Karena saat ini anak-anak sering kali terpaku pada gadget sehingga kurang aktivitas fisik, yang mengakibatkan pada pola hidup berisiko untuk meningkatkan terjadinya diabetes pada anak-anak,” ujar dia.
Permen Anti-Diabetes
Diabetes menjadi salah satu penyakit penyebab kematian terbesar di dunia. Namun, penanganan di masyarakat hanya sebatas membatasi asupan gula atau melakukan suntik insulin.
Merujuk dari hal tersebut, sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tergabung dalam satu tim mengembangkan inovasi berupa permen jeli. Inovasi ditunjukkan sebagai upaya preventif diabetes, terutama di kalangan anak-anak.
Menariknya, ide yang dituangkan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini berhasil lolos dan didanai Kemdikbud-Ristek RI. Adapun tim tersebut terdiri atas mahasiswa jurusan Ilmu Teknologi Pangan (ITP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Ketua tim PKM, Herlina Diah Ayu Rosita mengatakan, permen jeli ini dibuat dengan bahan dasar ekstrak zerumbone pada lempuyang dengan xylitol ampas tebu.
Pemilihan bahan ini tidak lepas dari realita bahwa kandungan lempuyang memiliki khasiat yang dapat dijadikan alternatif pengontrol gula darah. Selain itu, bahan ini juga sangat mudah didapatkan dan diperjualbelikan di pasar dengan harga yang terjangkau. Dengan demikian, semua kalangan dapat dengan mudah menemukan dan menggunakannya.
Sebagaimana diketahui, saat ini masyarakat hanya diminta membatasi asupan gula untuk mengantisipasi diabetes. Selain itu, juga diminta untuk melajukan suntik insulin. Padahal, hal itu memerlukan biaya yang tidak sedikit sehingga mereka yang memiliki ekonomi rendah tidak dapat memenuhi kesehatan tubuhnya.
Menurut Herlina, selama ini belum ada penelitian yang membahas ekstrak zerumbone pada lempuyang dengan xylitol ampas tebu. Beberapa di antaranya hanya membahas antihyperglycemia dengan ekstrak jahe, yang hanya mengurangi kadar gula darah yang tinggi pada tubuh.
Hingga saat ini, PKM-RE ini sudah masuk ke tahap pengesktrakan tumbuhan lempuyang wangi dan fermentasi xylitol. Ia mengaku, timnya cukup kesusahan mencari daftar referensi yang bagus dalam melakukan metode pembuatannya. "Tetapi saya yakin, dalam waktu dekat produknya sudah bisa diproduksi dan dicoba,” katanya.
Herlina dan tim berharap, inovasi permen jeli ini dapat mengubah perspektif masyarakat tentang permen yang biasanya dinilai tinggi gula. Selain itu, juga menekan angka anak-anak yang potensial terkena penyakit diabetes pada masa muda bahkan saat tua nanti.