KBRN, Malang : Tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil mengembangkan obat diabetes nanopartikel dari bahan-bahan alami yang mudah didapatkan. Upaya ini bahkan membawa mereka meraih juara 1 kategori PKM RE-2 di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah Tingkat Nasional (Pimtanas) 2024.
Tim mahasiswa ini terdiri dari Wildan Hidayatullah, Aisyiah Apriliano dan Fikri Maya Silvia mahasiswa dari prodi Farmasi, serta Serli Viviani Patrisia mahasiswa prodi Akuakultur yang mengembangkannya.
Ketua tim mahasiswa, Wildan menjelaskan, menurut data dari IDF (International Diabetes Federation) pada tahun 2021 penderita penyakit diabetes di dunia diperkirakan mencapai 536,6 juta orang (sebesar 10,5%).
“Angka ini dinilai akan meningkat hingga 783,2 juta orang (12,2%) pada tahun 2045. Ini menjadi alasan kami melakukan riset pengembangan pada obat diabetes nanopartikel ini,” katanya, Selasa (24/12/2024).
Dalam pengembangannya, mereka menggunakan bahan alami dari Alga Arthrospira platensis yang memiliki potensi sebagai anti-diabetes dan mineral selenium yang digunakan sebagai kombinasi pembuatan nanopartikel untuk obat ini.
“ Hasil uji coba in vivo dengan pemakaiaan obat pada hewan mencit (Mus musculus) selama 15 hari menunjukkan bahwa obat diabetes nanopartikel ini dapat menurunkan gula darah, meningkatkan berat badan dan dapat meningkatkan penutupan luka pada hewan uji,” ungkapnya.
“Sementara itu, pada uji coba in silico, terbukti obat ini memiliki mekanisme kerja sebagai anti-diabetes dengan baik menghambat salah satu protein penyebab diabetes. Adapun bentuk sediaan dari obat diabetes ini dapat diinovasikan kembali nantinya seperti dalam bentuk serbuk, tablet, ataupun sirup,” imbuh Wildan.
Kelebihan dari obat diabetes ini adalah bahan utama pembuatannya yang mudah ditemukan, menggunakan bahan yang alami, serta produk obat yang berbentuk nanopartikel sehingga dapat dengan mudah memberikan efek pada manusia.
“Sedangkan kekuranganya adalah belum dilakukannya pengujian lebih lanjut pada manusia. Sehingga kami belum mengetahui efek jangka panjang dari penggunaan obat ini. Ke depannya, mereka akan mengembangkan obat nanopartikel ini dan mengujinya dengan baik,” kata dia.
Selain itu juga mengembangkan obat lain untuk berbagai penyakit lain seperti kanker dan lain-lain.
“Tantangan dari kami selama pengembangkan obat ini adalah produk obat yang berbentuk nanopartikel. Sehingga alat yang digunakan dalam pembuatannya harus memadai. Terkait kemenangan ini, kami merasa senang dan bangga karena semua usaha yang kami lakukan selama sempat bulan terbayar tuntas,” katanya.