Cerita Sukses Ikri, Mahasiswa UMM Peraih Beasiswa dari Pemerintah Amerika Serikat
KBRN, Malang : Mahasiswi jurusan Ilmu Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ikrimatus Sa’diah berhasil lolos program pertukaran pelajar ke Amerika Serikat (AS)melalui Global Undergraduate Exchange (Global Ugrad). Ia menimba ilmu di negeri Paman Sam selama satu semester dengan biaya dari pemerintah AS. Tepatnya di Missouri State University.
Namun di balik kesuksesan Ikri meraih beasiswa, ia juga berkali-kali gagal lolos beasiswa. Ia juga sudah berkali-kali menyusun esai demi bisa mewujudkan mimpinya.
“Akhirnya saya mendaftar Ugrad dan Alhamdulillah bisa lolos. Rasanya senang sekali karena usaha saya membuahkan hasil,” ungkapnya, Minggu (17/9/2023).
Salah satu hal menarik dari beasiswa ini adalah keharusan Ikri untuk mengikuti kegiatan volunteer. Selama beberapa minggu disana, ia sudah mencari-cari kegiatan yang sesuai dengan passionnya.
“Ada dua kegiatan yang akan saya lakukan, yakni pada aspek pengabdian masyarakat serta menjadi tourguide selama berkuliah disana,” katanya.
Ia mengaku memang diwajibkan satu semester ini untuk menjadi volunteer. Paling tidak selama 20 jam di bidang yang diminati.
“Selain karena kebutuhan laporan, volunteer juga menjadi hal yang menarik dan memberikan insight baru bagiku. Apalagi pelaksanaannya di negara orang,” ujarnya.
Meski begitu, ia merasa sedikit kesulitan saat pertama kali mendara di AS. Terutama terkait komunikasi dengan warga dan mahasiswa lokal. Berbeda dengan mahasiswa Indonesia, mereka lebih individualis dan terkesan tertutup dengan mahasiswa internasional. Hal itu membuatnya lebih condong mengobrol dengan sesama mahasiswa internasional lainnya.
“Mungkin karena senasib ya, sehingga kami bisa lebih nyambung dan belajar bersama. Tapi, saya juga tetap berinteraksi dengan mahasiswa lokal, siapa tahu ada inovasi menarik yang bisa dilakukan bersama,” kata dia.
Namun mahasiswi asal Jakarta itu mengapresiasi mahasiswa lokal. Meski individualis, tetapi mereka sangat tepat waktu. Bahkan datang jauh lebih awal sebelum kelas berlangsung.
“Mereka juga tidak sekadar ikut-ikutan dalam memilih mata kuliah. Semua dipilih karena kebutuhan masing-masing individu,” tukasnya.
Ketika kembali dari AS nanti, Ikri bertekad untuk menciptakan platform diskusi untuk membantu anak-anak muda Indonesia menggapai mimpinya. Utamanya untukmenimba ilmu di berbagai belahan dunia lain. Sehingga mereka bisa membuka mata dan wawasan bahwa ada banyak hal yang belum dipelajari di dunia ini.
“Kebetulan sudah ada beberapa teman yang bisa diajak kolaborasi untuk menciptakan komunitas ini. Semoga bermanfaat dan mampu memberikan jalan bagi mereka yang bermimpi menimba ilmu di negara orang,” pungkasnya.