Janda Desa Pandansari Diajari Bikin Mochi dalam Program PHP
KBRN, Malang : Sejumlah masyarakat yang masuk dalam kategori perempuan rawan sosial dan ekonomi (PRSE) dan janda di Desa Pandansari Poncokusumo Kabupaten Malang antusias mengikuti program Perempuan Hebat Pandansari (PHP).
Dalam program yang dibantu mahasiswa Jurusan Kesejahteraan Sosial (Kesos) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini, mereka diberi pelatihan skill agar bisa lebih mandiri melalui pembuatan mochi. Ada puluhan peserta dari tujuh dusun yang berpartisipasi aktif dalam program yang dilaksanakan selama satu bulan sejak awal Maret 2023 ini.
Koordinator tim, Enggar Hikmatul menjelaskan bahwa sebagian besar PRSE di Desa Pandansari adalah mereka yang ditinggal suaminya. Sementara pelatihan pembuatan mochi dipilih karena melihat salah satu potensi Desa Pandansari, yakni susu sapi dan durian.
“Susu adalah bahan utama dalam pembuatan mochi, makanya kami menilai bahwa mochi akan sangat cocok dikembangkan di sini. Ditambah dengan durian yang bisa dijadikan isiannya,” katanya, Selasa (14/3/2023).
Tidak hanya pengolahan, para janda juga diajari terkait branding produk. Hal itu agar mereka bisa sekaligus mencari dan mengembangkan pasar mochi yang sedang digeluti.
“Kami berupaya tidak hanya menciptakan lapangan pekerjaan bagi para janda saja, tapi juga menggerakkan masyarakat untuk mengembangkan potensi yang ada. Jika berlangsung dengan baik, usaha pembuatan mochi ini akan mampu mencapai pasar yang luas,” tuturnya.
Kegiatan PHP ini disambut baik oleh pemerintah desa. Salah satunya Kepala Desa Pandansari, bambang Riyanto. Ia mengapresiasi dan antusias akan program tersebut. Apalagi sangat jarang ada program yang memberdayakan perempuan untuk berkarya.
“Ini adalah kegiatan yang kreatif. Selain mendorong dan memacu para janda untuk terus berkarya dan menghidupi keluarga, aktivitas ini juga membuat mereka mendapatkan skill baru yang mungkin tak pernah terpikirkan sebelumnya,” tambahnya.
Ia menilai, produk ini bisa dikembangkan dan dilakukan secara kontinyu, ia yakin mochi buatan Desa Pandansari dapat dikenal oleh masyarakat luas.
“Semoga dengan diadakannya pelatihan ini, dapat menggugah inovasi para masyarakat. Khususnya ibu-ibu muda dan PRSE,” ujarnya.
Nanik, salah satu peserta, juga senang bisa turut aktif dalam pelatihan pembuatan produk mochi. Ada banyak pengetahuan yang ia dapat, baik itu proses pembuatan mochi maupun cara memasarkannya.
“Ke depan saya ingin mendalami pengembangan mochi dan akan membuka usaha sendiri. Dengan begitu bisa bantu membuka lapangan kerja bagi warga desa,” kata Nanik.