KBRN, Malang : Upaya Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk mengembangkan dan melindungi warisan dunia Subak Bali mendapatkan apresiasi dari The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Pada 14 Oktober lalu, tim UNESCO datang dan mengamati bagaimana pengembangan dari Subak Bali, utamanya dalam aspek air, lingkungan, hingga pangan. Ini juga bagian dari UMM untuk mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs).
Perwakilan UNESCO adalah Julia Baribeau dan Prof. Adv. Giuseppe Musumeci. Usai melihat hulu sungai, temuku air di sawah, titik demplot, dan akhir dari aliran air, mereka berharap inovasi ini tak hanua dilakukan di Tabanan saja.
“Jangan hanya dilakukan di Tabanan saja, tapi UMM juga harus meluaskan jangkauannya di berbagai daerah di Bali. Bahkan bisa diimplementasikan se-provinsi Bali agar manfaatnya juga bisa dirasakan orang banyak,” kata Prof. Adv. Giuseppe Musumeci, Selasa (17/10/2023).
Ketua tim pengembangan Subak UMM, Prof. Dr. Ir. Indah Prihartini, M.P. mengaku senang bahwa demonstration site (demplot) yang ada di Subak bisa diakui oleh organisasi dunia.
“Hal itu juga tak lepas dari upaya UMM mengajukan ke UNESCO agar mendapakat rekognisi internasional. Bukan hanya sebagai sebagai lokasi pengembangan dan pemeliharaan air, tapi juga budaya, lingkungan dan pangan,” tutur Prof. Indah.
Ia mengungkapkan, beberapa waktu lalu, timnya sempat mepresentasikan dan mengajukannya di workshop UNESCO yang bertempat di Tiongkok. Disana, tim menjelaskan bahwa UMM ingin menjalankan smart organic farming untuk meningkatkan Subak Bengkel sebagai pusat pangan, lingkungan, dan budaya.
“Kemudian tim Ecohydrology UNESCO datang dan mengapresiasi dan menyetujui pengajuan kami ini,” kata dia.
Implementasi teknologi dalam pertanian ini dinilainya memberikan dampak yang positif. Terhitung ada 9 hingga 12 ton per hektar yang dihasilkan di sembilan titik. Indah dan tim juga mendampingi prosesnya dari awal hingga akhir. Misalnya saja dengan berkoordinasi terkait teknologi, pemanfaatan limbah di tempat pengelolaan sampah reduce, reuse, recycle (TPS3R) menjadi pupuk organik, hingga penggunaan pestisida alami.
“UMM juga memiliki biofarm yang digunakan dalam pengembangan ini. Biofarm mampu memberishkan lahan dari residu kimia dan juga meningaktkan kesuburan tanah. Otomatis produktivitas tanahnya juga meningkat serta mempercepat waktu panen,” jelas Indah.