Malang, SERU.co.id – Prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), mengerjakan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Proyek PLTS dan PLTB ini telah diterapkan di beberapa lokasi, antara lain di Masjid Chengho Gua China di Desa Sitiarjo Kecamatan Sumbermanjing Wetan dan Masjid Ahmad Dahlan di Karangploso, Wagir kabupaten Malang.
Wakil Dekan I Fakultas Teknik UMM, Machmud Effendy, ST, M.Eng mengatakan, salah satu alasan utama memilih daerah tersebut adalah permasalahan ketidakstabilan listrik yang sering terjadi. Pihaknya ingin menjadikan UMM sebagai ikon pengembangan energi terbarukan, terutama di sektor PLTS dan PLTB yang telah dimulai sejak 2012. Salah satu contohnya di Masjid Chengho, di mana listrik sering mati karena jaraknya jauh dari transmisi PLN.
“Dengan adanya PLTS ini kebutuhan listrik untuk pompa air dan penerangan dapat terpenuhi tanpa kendala,” serunya.
Pelaksanaan dalam proyek ini melibatkan berbagai pihak, termasuk PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM). Ada juga CSR dari PT Multi Sarana Insfrastruktur (BUMN) yang memberikan dukungan dana. Sementara, mitra CoE PLTS Teknik Elektro PT. Blue Energy bertindak sebagai inisiator utama yang berperan dalam pengadaan dan pemasangan panel surya.
“PLTS memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan sumber energi lainnya, terutama untuk lokasi terpencil,” tuturnya
Machmud juga menerangkan, teknologi ini bersifat off-grid sehingga tidak memerlukan izin dari PLN dan instalasinya cukup sederhana. Cukup dengan memasang panel, sistem sudah dapat berfungsi. Dari segi perawatan, PLTS juga dirancang untuk efisiensi jangka panjang, dengan panel surya yang dapat bertahan hingga 20 tahun.
“Ini membuat PLTS lebih mudah dan praktis untuk diterapkan di banyak tempat,” tambahnya.
Machmud berharap, proyek tersebut adalah dapat membawa manfaat besar bagi masyarakat dan menjadi model yang dapat diterapkan di tempat lain. Pihaknya ingin teknologi ini dapat dikembangkan di masjid-masjid, pondok pesantren, atau puskesmas. Sehingga energi terbarukan bisa digunakan lebih luas.
“Hal ini sejalan dengan visi UMM untuk terus mendukung pembangunan berkelanjutan melalui inovasi teknologi. Begitupun dengan visi pemerintah Indonesia terkait energi,” pungkasnya. (dik/mzm)