Tabanan, suaradewata.com- Eksistensi Kabupaten Tabanan sebagai lumbung pangannya Bali, didukung oleh beragam program yang menunjang, terutama dalam proses menjaga ketahanan pangan masyarakat di Tabanan. Oleh karena itu berangkat dari desa, Pemerintah menghimbau untuk saling bersinergi dan berkolaborasi agar produktifitas tani bisa dipertahankan dan meningkat, khususnya pertanian organik. Hal itu terbukti melalui Panen Padi organik perdana, varietas "Mentik Susu" di Subak Bengkel yang dihadiri oleh Bupati Tabanan diwakili oleh Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan, A.A. Gede Dalem Trisna Ngurah, Jumat (6/10).
Panen Raya yang berlangsung di lahan Demplot Organik, Subak Bengkel, Desa Bengkel, Kecamatan Kediri, nampak dihadiri oleh Perwakilan dari UNESCO, Perwakilan BI Provinsi Bali, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Para Kepala OPD di lingkungan Pemkab Tabanan serta para Kepala Bagian di lingkungan Setda, Camat. Unsur Forkopimcam dan KTNA Kecamatan Kediri, Penyuluh Pertanian Swadaya Kabupaten Tabanan dan Perbekel Desa Bengkel, para Petani Subak Bengkel serta undangan terkait lainnya.
Program Ketahanan pangan telah diikuti oleh Pemerintah Desa Bengkel dan Pangkung Tibah sejak tahun 2022, saat itu petani di Subak Bengkel dihimbau untuk menanam padi dengan pola tanam organik. Adapun varietas yang ditanam yakni varietas Mentik Susu, di mana ini merupakan varietas lokal yang memiliki usia panen lebih lama dari pada padi hybrid yang banyak di tanam saat ini. Bibit lokal ini terbukti cocok untuk digunakan dengan metode pola tanam organic, karena tidak diberikan campuran kimia saat olah tanah.
Dalam perjalanannya, Desa Bengkel mendapat bantuan dan kolaborasi dari berbagai universitas, salah satunya adalah universitas Muhammadiyah Malang. Kolaborasi tersebut termasuk edukasi terhadap para petani, tentang bagaimana cara membuat pupuk organik, insektisida, pestisida dan hal-hal lain yang mengambil bahan-bahannya dari lingkungan sekitar/organik, dengan harapan, petani akan mampu menekan biaya produksi yang dikeluarkan. Hal tersebut terbukti dalam penen perdana kali ini, di mana 9 ton panen yang dihasilkan mampu menyejahterakan para petani di Desa Bengkel.
Bupati Tabanan, melalui Asisten II, menyampaikan apresiasi dan rasa bangga dengan hasil dari program Kerjasama yang telah dibangun ini. “Kami sangat menyambut gembira, lebih-lebih disampaikan pencapaiannya hingga 9 ton, luar biasa. Kita berhasil karena mengikuti tahap-tahap pemeliharaan. Ini yang harus kita bangun di para petani kita di Tabanan, terlebih Tabanan sebagai lumbung pangannya Bali. Oleh karena itu, Kerjasama yang sudah dibangun ini mari kita lanjutkan, ini juga menjadi PR untuk bisa diterapkan di tempat lain," ungkap Gede Dalem, dan pihaknya meyakini dengan harga beras organik ini, para petani pasti akan berbahagia.
Sementara itu, Manajemen penyediaan beras yang mencukupi di Tabanan, menjadi komitmen Kepala Dinas Pertanian, I Made Subagia, sesuai dengan arahan dari Bupati Tabanan, untuk mewujudkan Visi Menuju Tabanan Era Baru. “Kami dari Dinas Pertanian diberikan tugas untuk memanajemen dengan baik, tentang bagaimana kita kedepannya bisa mempertahankan produksi beras dan meningkatkan produktifitasnya, serta menjalankan program pemerintah yaitu membangun pertanian organik. Di mana kita kedepannya harus menginisiasi pangan yang aman dan nyaman untuk dikonsumsi masyarakat, salah satunya adalah pertanian ramah liingkungan dan kedepannya harus pertanian organik,” sebut Subagia.
Meskipun terkendala dengan pertanian konvensional yang menggunakan pupuk subsidi atau kimia, kedepannya, program pemerintah untuk menjadikan pertanian organik dilanjutkan dengan penadatanganan MOU antara Dinas Pertanian Tabanan dan Universitas Muhammadiyah Malang. Di mana tujuannya, yakni dapat membina, mendampingi, memberikan edukassi dan penyuluhan bagi para petani secara lanjut melalui pelaksanaan pertanian ramah lingkungan, untuk memberikan hasil positif baik dari segi produksi maupun keuntungan bagi para petani.rls/adn