Damandiri, 11 Tahun Berdayakan Masyarakat

Author : Humas | Monday, January 15, 2007 | Suara Karya - Suara Karya

Senin, 15 Januari 2007 ini, Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) genap berusia 11 tahun. Selama masa itu, Yayasan Damandiri, dengan cara sederhana tetapi sungguh-sungguh dan konsisten, membantu pemberdayaan keluarga kurang mampu menuju sejahtera.

Selama 10 tahun pertama, yayasan membantu para Bupati dan Walikota di berbagai provinsi membuat berbagai model pemberdayaan ekonomi kerakyatan dengan menyediakan modal melalui sejumlah bank mitra. Misalnya Bank Bukopin, Bank Syariah Mandiri, Bank Pembangunan Daerah (BPD), BPR Nusamba dan BPR milik pemerintah daerah setempat.

 

Bantuan melalui bank disesuaikan dengan kemampuan para pelaku ekonomi kerakyatan, karena jumlah kredit yang dikucurkan tidak pernah lebih dari Rp 10 juta per nasabah. Bahkan tahun 2006 seluruh kredit yang dikucurkan melalui berbagai bank itu rata-rata Rp 9 juta per nasabah. Kredit yang telah disalurkan oleh bank-bank mitra Yayasan Damandiri mencakup lebih dari 200.000 nasabah.

Menginjak tahun kesebelas, komitmen pada pengusaha kecil yang berasal dari keluarga pedesaan diramu dengan dukungan oleh bidang kesehatan melalui kredit bersubsidi kepada bidan swasta yang membuka praktik di rumah masing-masing. Praktik pelayanan oleh bidan umumnya untuk membantu ibu hamil dan melahirkan, menambah peserta KB mandiri, dan menurunkan tingkat kematian ibu hamil dan melahirkan.

Jaringan dan kerja sama baru sedang digalang dengan jajaran Departemen Koperasi, Perum Pegadaian dan bank-bank kecil. Kerja sama itu untuk melayani keluarga kurang mampu yang baru memulai usahanya. Kredit yang dibutuhkan biasanya kurang dari Rp 1 juta per nasabah.

Untuk para pemimpin masyarakat yang relatif mampu tetapi belum terlalu paham terhadap upaya kegiatan sosial, tahun 2007 ini yayasan bekerja sama dengan banyak kalangan mendirikan Silver College atau Golden College. Institusi itu akan memberikan pencerahan bagaimana membantu masyarakat tak mampu menjadi keluarga mandiri dan sejahtera. Silver College diharapkan bisa menjalin kerja sama dengan dunia internasional, sekaligus mempererat persahabatan dalam kebersamaan dan perdamaian.

Komitmen dukungan untuk bidan tidak terbatas pada pemberian kredit dengan subsidi bunga sampai 30 persen, tetapi juga pelatihan. Hal itu dilakukan lewat kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi di Jawa Timur, seperti Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, Universitas Jember, Universitas Trunojoyo di Madura, Universitas Muhammadiyah Malang dan Universitas Merdeka Malang.

Sedangkan di Jawa Tengah, kerja sama pemberdayaan bidan dilakukan dengan Universitas Diponegoro, Universitas Sebelas Maret, Universitas Muhammadiyah di Solo, Universitas Jendral Sudirman di Purwokerto, dan sebagainya.

Para bidan umumnya sangat aktif dalam kelompok Posyandu di pedesaan, bahkan mereka merupakan motor dari gerakan masyarakat yang sangat diperlukan di pedesaan. Dukungan terhadap bidan mengingatkan pada sejarah pembentukan yayasan tahun 1996.

Karena jumlah kelompok Posyandu yang banyak dan kemampuan pemerintah terbatas, tahun 1993 digagas pembentukan yayasan oleh Presiden Soeharto. Pada 15 Januari 1996 ditetapkan pembentukan Yayasan Damandiri yang bertujuan untuk membantu pemerintah dalam upaya pemberdayaan keluarga.

Sebelum upaya ini membawa hasil konkrit, tahun 1997 - 1998 bangsa Indonesia mengalami gangguan krisis ekonomi yang parah dan berkelanjutan. Upaya pemberdayaan keluarga melalui pemberdayaan langsung, utamanya kepada kaum ibu, mengalami gangguan.

Untuk memutus rantai kemiskinan, bekerja sama dengan Lembaga Pengabdian Masyarakat berbagai perguruan tinggi terpilih, Yayasan Damandiri mulai membantu pengembangan siswa unggul di pedesaan. Program itu dilakukan dengan pendekatan komprehensif. Upaya peningkatan mutu siswa SMA dikembangkan melalui dua pendekatan terpadu.

Pertama, guru dan kepala sekolah terpilih dibantu untuk magang pada sekolah yang mempunyai mutu tinggi. Setelah magang guru-guru dari sekolah terpilih itu diberikan juga pembekalan tentang mata pelajaran pokok yang menjadi obyek ujian akhir nasional.

Tujuannya agar sekolah yang bersangkutan makin maju dan menghasilkan lulusan yang bermutu. Harapannya, siswa yang lulus dari sekolah tersebut dapat melanjutkan ke perguruan tinggi dengan mudah.

Kedua, sekitar 20-60 siswa anak keluarga kurang mampu ditugaskan untuk magang pada pengusaha di sekitar sekolah. Para siswa dititipkan pada usaha mandiri di desa sekitar sekolah.

Disamping penugasan, para siswa memperoleh pelatihan keterampilan tentang materi yang berhubungan dengan kebutuhan masyarakat. Tujuannya agar siswa anak keluarga kurang mampu mempunyai ketrampilan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Bila tak mampu melanjutkan sekolah karena alasan ekonomi, maka anak-anak tersebut dapat diterima oleh masyarakat karena memiliki keterampilan. Jika diberi modal, anak-anak tersebut bisa bekerja secara mandiri dalam usaha yang telah dipelajarinya selama sekolah.

Karena sebagian besar anak-anak usia SMA di banyak pedesaan tidak sekolah, maka jika tidak mendapat dukungan pemberdayaan akan berakhir menjadi keluarga kurang mampu. Untuk itu, Yayasan Damandiri bekerja sama dengan Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) dan instansi pemerintah terkait, mengatasi pemberdayaan lewat jalur pemberdayaan usaha mandiri, Gerakan Pramuka berbasis masyarakat, panti asuhan dan perhatian khusus kepada penyandang cacat.

Upaya bantuan keterampilan juga diberikan kepada para mahasiswa semester 7 atau sebelum seorang mahasiswa lulus menjadi sarjana. Mereka juga mendapat kesempatan berlatih keterampilan dan bantuan untuk magang pada usaha ekonomi di sekitar kampus. Bila berhasil membangun wirausaha bersama dengan masyarakat kurang mampu di sekitar kampus, maka dana pinjaman dikaitkan dengan kredit Pundi yang telah ada pada Bank-bank di daerahnya.

 

Program-program pemberdayaan itu menandai langkah sederhana yang telah atau akan disumbangkan sebagai bakti tiada henti kepada masyarakat luas oleh Yayasan Damandiri. Semoga berhasil. Dirgahayu Yayasan Damandiri.***
Penulis adalah Ketua Umum Dewan Nasional Indonesia
untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS)

Harvested from: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=164437
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: