Budaya Riset di Indonesia Masih Rendah

Author : Humas | Tuesday, October 07, 2014 16:17 WIB | Suara Merdeka - Suara Merdeka

SEMARANG, suaramerdeka.com – Budaya penelitian yang berujung pematenan produk masih tergolong rendah di Indonesia. Kondisi tersebut berbeda 180 derajad dibanding negara-negara seperti Malaysia atau Singapura. Tingginya budaya riset di negeri jiran sekaligus membuat banyak inovasi terpatenkan dengan baik.

“Indonesia juga kekurangan peneliti. Jumlah peneliti di Tanah Air tak lebih dari 8.000 orang,” tutur Asisten Deputi Kekayaan Intelektual dan Standardisasi Iptek Kemristek, Prof Didik Notosudjono, dalam seminar Hak Kekayaan Intelektualitas (HKI) di Fakultas Hukum (FH) Untag Selasa (7/10).

Jumlah tersebut tak seimbang dengan potensi ragam sumberdaya alam di Indonesia. Fakta ini sejatinya tak perlu muncul bila kalangan perguruan tinggi (PT) berperan aktif.Sayangnya, belum semua kampus bersedia menggiatkan budaya riset di masing-masing lembaganya.

“Ini sebenarnya ironis. Sebab jumlah perguruan tinggi (PT) di Tanah Air itu mencapai 3.815. Kalau masing-masing lembaga bisa menghasilkan beberapa penelitian saja kemudian dipatenkan tentu manfaatnya sangat besar,” imbuh Didik, kemarin.

Hadir di acara bertemakan “Urgensi HKI dalam Dunia Bisnis, Penelitian dan Pendidikan” itu, Rektor Untag Dr. Wijaya, Dekan FISIP Dr. Suparno, dosen dan ratusan mahasiswa. Acara juga mengundang pembicara Kepala Bidang Masyarakat  Asisten Deputi Asisten Deputi Kekayaan Intelektual dan Standarisasi Kemristek  Dr Sabartua Tampubolon.

Prof. Didik menambahkan penelitian yang berujung keluarnya hak paten akan menambah gengsi lembaga. Itu sekaligus berlaku di kalangan akademi. Apabila ada penelitian kemudian hasilnya berhasil dipatenkan otomatis berdampak kepercayaan publik. Sebab memang tak mudah penelitian hasilnya mendapat hak paten.

Kemristek mencatat PT yang paling aktif mematenkan produk penelitian yakni Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kemudian kini disusul Universitas Muhammadiyah Yogkarta. Koleksi hak paten di kedua kampus itu mencapai puluhan buah.

Harvested from: http://berita.suaramerdeka.com/budaya-riset-di-indonesia-masih-rendah/
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: