Solo, CyberNews. Dua mahasiswi UNS dikabarkan menjadi buronan aparat Polresta Malang. Mereka terlibat dalam kasus perekrutan anggota NII (Negara Islam Indonesia), termasuk beberapa mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Universitas Negeri Malang.
Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan UNS Drs Dwi Toyanto SU yang dimintai konfirmasi Cybernews, Jumat (29/4) membenarkan hal itu. Namun demikian, kedua mahasiswi itu masih diidentifikasi datanya.
"Benar. Selasa lalu aparat dari Polresta Malang datang ke UNS, meminta data dua mahasiswa itu. Mereka dari Pendidikan Matematika FKIP, namun nama-namanya saya lupa," katanya.
Dia mengatakan, saat ini ada lima mahasiswa UNS yang diduga terkait NII. Yang pertama Ervis Setiawan yang sebelumnya dikatakan mahasiswa Fakultas Geologi, ternyata setelah diidentifikasi mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP.
"Yang satu itu sudah pasti dan katanya saat ini sudah ditangkap dan diperiksa aparat. Dua lagi mahasiswi dari program studi Pendidikan Akuntansi, dan sampai saat ini masih menghilang dan tidak pernah masuk kuliah," kata dia.
Dikatakannya, laporan tengang keterlibatan mahasiswa UNS itu juga mulai bermunculan setelah kasus mahasiswa yang hilang muncul di media. Ternyata hal itu juga mendorong para orang tua untuk melaporkan anaknya yang diduga terlibat.
"Misalnya orang tua mahasiswi yang kuliah di prodi Pendidikan Akuntansi. Baru-baru ini mereka meminta uang Rp 25 juta, katanya untuk keperluan kampus. Karena dinilai tidak wajar, orang tuanya cross check ke kampus. Ternyata anaknya sudah lama tidak aktif kuliah," kata Dwi.
Sementara itu untuk mencegah berkembangnya berbagai kasus tersebut, pihak kampus akan membatasi kegiatan mahasiswa, terutama berkaitan dengan kegiatan keagamaan yang dinilai kurang sesuai.
"Termasuk sejak osmaru (orientasi mahasiswa baru), kami akan memantau terus. Kegiatan harus sepengetahuan fakultas, dalam pantauan kampus, tidak diserahkan mahasiswa." pungkas Dwi.