Sejak 2013 Hingga 2023, UMM Masuk Klaster Kampus Mandiri
MALANG, Suara Muhammadiyah – Kuantitas dan kualitas penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang bagus mengantarkannya menjadi kampus yang masuk dalam klaster mandiri se-nasional. Bersama perguruan tinggi negeri dan swasta terbaik lainnya, Kampus Putih membuktikan diri bahwa mereka mampu menjalankan Tridharma perguruan tinggi. Adapun predikat ini diterbitkan oleh Kemendikbud-Ristek pada 8 Maret 2023 lalu.
Wakil Direktur Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UMM Dr. Vina Salviana Darvina Soedarwo, M.Si. bersyukur atas raihan tersebut. Ia menjelaskan ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar bisa mencapai klaster mandiri. Mulai dari jumlah riset dan dana riset selama tiga tahun terakhir, jumlah publikasi jurnal internasional dan nasional, bahkan juga jumlah buku yang disusun oleh para dosen.
“Jadi dalam aspek ini UMM memang sudah menjadi klaster mandiri sejak 2013. Ini membuktikan bahwa penelitian dan pengabdian kami dinilai bagus dan mumpuni,” tegasnya.
Meski demikian, Vina, sapaannya mengatakan bahwa masa pandemi tiga tahun ke belakang memberikan dampak yang signifikan. Apalagi saat itu para dosen dan peneliti tidak bsia turun langsung unutk riset dan laboratorium ditutup. Tapi hal itu tidak menyurutkan semangat para dosen UMM untuk terus berkarya dan memenuhi syarat untuk menjadi kampus mandiri.
Menurutnya, dengan berbagai hasil penelitian ini, sivitas akademika bisa lebih mudah mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru. Predikat mandiri dari Kemendikbud-Ristek ini juga menjadi rekognisi yang baik bagi UMM. Vina juga sempat membeberkan strategi yang dilakukan DPPM UMM untuk bisa mencapai tingkat mandiri. Salah satunya dengan menggabung tim dosen senior dengan dosen junior. Dengan begitu, akan ada banyak timbal balik antara keduanya dalam menghasilkan hasil riset. Selain itu, hal ini dilakukan sebagai langkah regenerasi dosen yang akan purna tugas.
“Kami bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan Publikasi Ilmiah (LPPI) untuk mendampingi dosen yang kesulitan menulis. Bahkan ada beberapa pelatihan dan workshop sehingga mereka bisa lebih familiar dan lancar dalam menghasilkan buku maupun jurnal internasional serta nasional. Kami juga terus bersinergi dengan perguruan tinggi lain agar bisa memaksimalkan potensi masing-masing,” katanya.
Menariknya, UMM juga mengambil kebijakan terkait penelitian para dosen. Satu di antaranya yakni mendorong mereka untuk bekerjasama dengan pihak luar negeri dalam melangsungkna penelitian. Dengan begitu, program ini sejalan dengan visi UMM pada 2023 yakni mengembangkan internasionalisasi kampus.
“Semoga klaster yang kita capai sejak 2013 ini bsia terus dipertahankan dan dikembangkan. Dosen muda harus terus bersemangat, pun juga dengan peneliti serta dosen senior yang harus memberikan pengalaman dan contoh. Sinergisitas keduanya akan memberikan hasil yang maksimal,”pungkasnya. (diko)