MALANG - Rumah sakit pendidikan yang saat ini sedang dibangun Universitas Brawijaya dan Universitas Muhammadiyah Malang, dihentikan karena terhambat pendanaan.
Rektor Universitas Brawijaya (UB) Malang Prof Dr Yogi Sugito, Senin (17/9), mengakui, penghentian pembangunan sudah dilakukan beberapa waktu lalu dan untuk menyelesaikan gedung yang berlokasi di Jl. Soekarno-Hatta itu, masih menunggu pencairan anggaran dari APBN.
"Bangunan fisik yang sudah selesai baru sekitar 50 persen atau senilai Rp 300 miliar. Untuk menuntaskannya masih menunggu anggaran dari APBN karena sumber dana utama pembangunan RSAUB dari pemerintah pusat," tegasnya.
Yogi mengakui, proses pembangunan RSAUB tersebut tidak sesuai jadwal, sebab seharusnya seluruh pembangunan fisik maupun pengadaan barang termasuk peralatan medis tuntas tahun ini, bahkan sudah operasional melayani masyarakat.
Molornya pembangunan RSAUB tersebut berdampak pada kelangsungan para calon dokter dari Fakultas Kedokteran (FK) kampus setempat yang harus menjalani studi lapangan (praktik) di ejumlah rumah sakit, baik yang ada di Malang mapun luar Malang.
Oleh karena itu, tegasnya, pihaknya berharap pemerintah segera mengucurkan kembali anggarannya untuk menyelesaikan pembangunan RSAUB yang sudah dihentikan beberapa waktu lalu.
Sementara itu Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Muhajjir Effendi mengaakui, meski segera dioperasikan untuk melayani masyarakat umum, RS UMM tersebut masih membutuhkan anggaran cukup besar untuk menuntaskan pembangunannya.
"Kami berusaha secepatnya selesai dan segera beroperasi. Sambil menyelesaikan pembangunan dan melengkapi sejumlah peralatan medis yang belum ada, kami juga mencari dana, sebab anggarannya murni dari swadaya (mandiri)," tegasnya. ant