MALANG – Sebanyak 31 orang calon mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) diamankan lantaran terkait praktik perjokian. Mereka terdiri dari 20 perempuan dan 11 laki-laki.
Pihak kepolisian dan UMM memburu pelaku utama pelaku perjokian yang terorganisir dengan menggunakan peralatan canggih itu. Sebagian besar pelaku perjokian adalah calon mahasiswa UMM yang mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru.
Rektor UMM, Muhadjir Efendi, mengatakan, calon mahasiswa baru yang terbukti melakukan praktik curang itu langsung dicoret. “Ini adalah kejahatan intelektual yang tidak bisa dibenarkan. Calon mahasiswa yang terbukti mengikuti perjokian juga tak bisa ikut tes masuk di UMM selamanya,” papar Muhadjir, Senin (13/5).
Dua pelaku perjokian ini adalah mahasiswa dari sebuah perguruan tinggi negeri di Surabaya. Satu orang lainnya mengaku berasal dari Pekanbaru, Riau. Setiap calon mahasiswa yang terlibat perjokian, harus membayar sebesar Rp 250 juta dengan cara ditransfer. Praktik perjokian sebagian besar dilakukan untuk tes masuk Fakultas Kedokteran UMM.
“Ada sejumlah modus yang dipakai dalam perjokian ini. Ada yang cara lama, ada juga dengan menggunakan peralatan canggih hasil modifikasi mereka sendiri,” urai Muhadjir.
Sejumlah modus itu antara lain, calon mahasiswa ijin ke kamar mandi dan di tempat itu ia menerima jawaban dari joki. Modus itu juga modus lama yang masih sering dipakai.
Ada juga yang memakai cara dengan memotret soal ujian dengan kamera mikro yang berbentuk bros. Foto soal ujian dikirim ke sindikat jaringan joki yang mengendalikannya dari sebuah hotel di Malang. Dari dalam hotel, sindikat joki menjawab soal dan kemudian dikirim kepada calon mahasiswa melalui perangkat komunikasi penerima. Sindikat itu menggunakan telepon seluler yang sudah dimodifikasi khusus dipakai untuk menerima pesan kode jawaban saja.
Telepon seluler modifikasi itu ditempelkan di balik baju. Jika lelaki, alat ditaruh di selangkangan, sedangkan perempuan menaruhnya di dada. Telepon seluler tersambung kabel speaker untuk mendengarkan jawaban. Selain telepon seluler, pelaku juga memakai sebuah penghapus yang sudah dimodifikasi untuk menerima jawaban dalam bentuk getaran sebagai kode jawaban.
“Modus dan tekniknya sudah luar biasa, semakin canggih peralatan yang digunakan,” tutur Muhadjir.
Saat ini di UMM sudah masuk seleksi regular untuk penerimaan mahasiswa baru gelombang pertama dan diikuti sebanyak 2.027 peserta. Sedangkan jalur seleksi ada sebanyak 1.600 orang peserta. Kuota penerimaan mahasiswa UMM tahun ini sebanyak sekitar 5 ribu orang.
Kasubag Humas Polres Malang, Ipda Soleh Masudi, menyatakan, pihaknya masih meminta keterangan dari para pelaku. “Masih proses penyelidikan dan memintai keterangan pelaku,” kata Soleh. zar