MALANG, SURYAKABAR.com – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengirim 21 mahasiswa ke Jepang untuk menjalani program internship. Program kerjasama dengan Negeri Sakura ini bukan pertama bagi UMM.
Rektor UMM Dr. Fauzan M.Pd. menyampaikan, Jepang menjadi salah satu negara yang paling banyak bekerjasama dengan UMM. Banyak sektor yang bisa dikerjasamakan, termasuk mengenai magang. Misalnya di kesehatan, sipil bahkan juga pertanian.
“Manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Karena tidak menutup kemungkinan saudara bisa dipanggil kembali untuk bekerja di sana usai menyelesaikan studi. Selalu jaga nama baik almamater dan tinggalkanlah sesuatu yang baik di Jepang,” katanya.
Sebanyak 21 mahasiswa ini terdiri dari sepuluh mahasiswa Fakultas Teknik (FT) dan 11 dari Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) UMM. Mereka berangkat ke Negeri Sakura bergelombang. Sebelum ke Jepang, mereka mendapatkan wejangan dan pelepasan pada 12 Januari 2023 lalu.
Wakil Dekan I Fakultas Teknik UMM, Zulfatman, M.Eng., Ph.D. mengatakan, sebagian sudah berangkat akhir November lalu. Kemudian rombongan selanjutnya akan berangkat pada pertengahan Januari hingga Februari mendatang.
Setiap rombongan memiliki durasi magang yang berbeda. Ada yang tiga bulan, enam bulan, hingga 12 bulan. Mereka juga diharuskan untuk mengikuti pelatihan bahasa Jepang selama 3-4 bulan agar memudahkan magang nantinya.
“Mereka juga harus mempersiapkan diri sesuai bidang masing-masing, karena memang disyaratkan pihak perusahaan Jepang,” ujarnya.
Zul, sapaannya melanjutkan, mahasiswa teknik akan melakukan program magang di industri plastic molding dan pemeliharaan konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Mereka yang di plastic molding akan belajar bagaimana memproses plastik hingga membentuknya menjadi sebuah barang yang berguna. Sementara yang di PLTS, mereka akan langsung terjun memasang, merawat dan menangani kerusakan.
Sementara mahasiswa FPP akan ditempatkan di tiga farm yang berbeda. Mereka didorong untuk memberikan inovasi dan belajar hal baru tentang pertanian di Jepang.
Salah satunya teknologi yang bisa membantu meningkatkan produksi pertanian. Menariknya, program ini merupakan bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) UMM hasil kerjasama dengan mitra di luar negeri. Sehingga dapat diajukan sebagai kegiatan ekuivalen ke dalam mata kuliah.
Sementara itu, Wirayuda Damar Wicaksono salah satu mahasiswa yang berangkat tidak menyangka bisa terpilih program magang ini. Apalagi dengan sederet seleksi yang ada.
“Sejauh ini, kami sudah menyelesaikan pelatihan bahasa dan juga persiapan lain dari pihak jurusan. Semoga saya dan teman-teman bisa mendapatkan banyak skill yang bisa kami pergunakan untuk dunia kerja nantinya,” pungkasnya. (abs)