36 Relawan AS akan Menjadi Guru di Jatim

Author : Humas | Wednesday, June 03, 2015 20:47 WIB | Surya - Surya
36 Relawan AS akan Menjadi Guru di Jatim
surya/sulviana

Prosesi pelantikan dan pengucapan Swear in dalam closing ceremony Pre-Service Training (PST) di Dom Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

SURYA.co.id MALANG – Lembaga relawan asal Amerika Serikat (AS) “Peace Corps” hari ini melakukan pelantikan terhadap 64 relawan AS di Dom Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (3/6/2015).

Setelah ini mereka akan ditempatkan di berbagai sekolah pelosok Jawa Timur dan Jawa Barat, meninggalkan keluarga di Batu yang selama ini mereka tumpangi 10 bulan mengikuti Pre-Service Training (PST).

Peace Corps merupakan lembaga non-profit yang didirikan Presiden AS
John F Kennedy dan saat ini sudah tahun ke-6.

Salah seorang relawan, Jodin Tejade bercerita pengalamannya selama training 10 minggu di Mojorejo, Batu.

Wajahnya yang lebih mirip orang Asia karena ibunya merupakan orang keturunan Filiphina, membuat banyak orang keliru mengira dirinya orang Indonesia.

Namun, hal itu memberikan kemudahan tersendiri baginya dalam beradaptasi engan masyarakat di Indonesia.

“Karena wajah saya ini, kalau saya ke pasar, saya tidak akan mendapat harga bule yang biasanya lebih mahal,” ungkapnya dengan logat asing.

Jodin mengaku mengikuti program ini untuk mempelajari bahasa dan budaya Indonesia yang unik.

Sedangkan relawan lainnya, Gerardo Canto dalam sambutannya mengungkapkan sangat terkesan dengan keramahan orang Indonesia khususnya keluarga angkatnya Bagyi dan Juwariyah.

Dirinya mengaku akan selalu mengingat perkataan ibu angkatnya bahwa hanya masakan ibu angkatnya yang terenak dan cara ibu angkatnya membangunkannya dengan menyajikan kopi di pagi hari.

“Selain ibu yang baik, saya juga tidak akan lupa cara bapak menari musik dangdut, saya cinta kalian,” ungkapnya.

Gerardo yang tinggal di Tlekung mengaku sangat menyukai perjalanan sehari-hari menuju rumah keluarga angkatnya itu.

“Meskipun panas dan berkeringat, tapi semua orang yang melihat kami selalu menyapa, kalau anak kecil bertanya mau kemana, petani-petani bertanya asal kami dari mana dan banyak hal lain,” tuturnya.

“Setiap awal pasti ada perpisahan, dan perpisahan itu sakitnya disini,” jelasnya sambil menyanyikan lagu “sakitnya tuh disini” yang dipopulerkan artis ibu kota.

Dalam acara ini jodin, Gerardo dan teman-temannya juga melakukan Swear-In dalam Closing Ceremony ini.

Hadir dalam acara ini Konsulat Jenderal Amerika Serikat (Konjen AS) di Surabaya Joaquin Monserrate, Direktur Politik dan Komunikasi Bappenas Wariki Sutikno, Country Direktur Peace Corps Indonesia.

Wariki mengucapkan terima kasihnya atas kepedulian relawan untuk ikut membantu pendidikan di Indonesia, khususnya dalam penguasaan bahasa Inggris.

Senada dengan Wariki, Konjen AS di Surabaya, Joaquin Monserrate mengatakan Peace Corps dapat menjadi jalan untuk membangun hubungan yang lebih kuat antara Indonesia dan AS.

Baginya, relawan yang bertugas di Indonesia merupakan orang biasa yang luar biasa. Orang biasa karena mencerminkan warga AS kebanyakan, tetapi luar biasa karena bersedia sukarela tanpa dibayar menjalani pengabdian di Masyarakat Indonesia.

“Peace corps ditujukan mendorong perdamaian dunia, persahabatan dan pemahaman yang lebih baik di 140 Negara. Di Indonesia, kami diberi kepercayaan untuk bergerak di bidang pendidikan. Sebenarnya ada banyak bidang yang kami ajarkan tetapi tergantung keputusan pemerintah pusat,” jelasnya.

Sebanyak 64 relawan ini akan dibagi untuk mengabdi selama 27 bulan di Jatim dan
Jabar, rinciannya sebanyak 36 pengajar akan mengajar di Jatim, sisanya di jabar.

36 Relawan AS akan Menjadi Guru di Jatim
surya/sulviana

Prosesi pelantikan dan pengucapan Swear in dalam closing ceremony Pre-Service Training (PST) di Dom Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

SURYA.co.id MALANG – Lembaga relawan asal Amerika Serikat (AS) “Peace Corps” hari ini melakukan pelantikan terhadap 64 relawan AS di Dom Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (3/6/2015).

Setelah ini mereka akan ditempatkan di berbagai sekolah pelosok Jawa Timur dan Jawa Barat, meninggalkan keluarga di Batu yang selama ini mereka tumpangi 10 bulan mengikuti Pre-Service Training (PST).

Peace Corps merupakan lembaga non-profit yang didirikan Presiden AS
John F Kennedy dan saat ini sudah tahun ke-6.

Salah seorang relawan, Jodin Tejade bercerita pengalamannya selama training 10 minggu di Mojorejo, Batu.

Wajahnya yang lebih mirip orang Asia karena ibunya merupakan orang keturunan Filiphina, membuat banyak orang keliru mengira dirinya orang Indonesia.

Namun, hal itu memberikan kemudahan tersendiri baginya dalam beradaptasi engan masyarakat di Indonesia.

“Karena wajah saya ini, kalau saya ke pasar, saya tidak akan mendapat harga bule yang biasanya lebih mahal,” ungkapnya dengan logat asing.

Jodin mengaku mengikuti program ini untuk mempelajari bahasa dan budaya Indonesia yang unik.

Sedangkan relawan lainnya, Gerardo Canto dalam sambutannya mengungkapkan sangat terkesan dengan keramahan orang Indonesia khususnya keluarga angkatnya Bagyi dan Juwariyah.

Dirinya mengaku akan selalu mengingat perkataan ibu angkatnya bahwa hanya masakan ibu angkatnya yang terenak dan cara ibu angkatnya membangunkannya dengan menyajikan kopi di pagi hari.

“Selain ibu yang baik, saya juga tidak akan lupa cara bapak menari musik dangdut, saya cinta kalian,” ungkapnya.

Gerardo yang tinggal di Tlekung mengaku sangat menyukai perjalanan sehari-hari menuju rumah keluarga angkatnya itu.

“Meskipun panas dan berkeringat, tapi semua orang yang melihat kami selalu menyapa, kalau anak kecil bertanya mau kemana, petani-petani bertanya asal kami dari mana dan banyak hal lain,” tuturnya.

“Setiap awal pasti ada perpisahan, dan perpisahan itu sakitnya disini,” jelasnya sambil menyanyikan lagu “sakitnya tuh disini” yang dipopulerkan artis ibu kota.

Dalam acara ini jodin, Gerardo dan teman-temannya juga melakukan Swear-In dalam Closing Ceremony ini.

Hadir dalam acara ini Konsulat Jenderal Amerika Serikat (Konjen AS) di Surabaya Joaquin Monserrate, Direktur Politik dan Komunikasi Bappenas Wariki Sutikno, Country Direktur Peace Corps Indonesia.

Wariki mengucapkan terima kasihnya atas kepedulian relawan untuk ikut membantu pendidikan di Indonesia, khususnya dalam penguasaan bahasa Inggris.

Senada dengan Wariki, Konjen AS di Surabaya, Joaquin Monserrate mengatakan Peace Corps dapat menjadi jalan untuk membangun hubungan yang lebih kuat antara Indonesia dan AS.

Baginya, relawan yang bertugas di Indonesia merupakan orang biasa yang luar biasa. Orang biasa karena mencerminkan warga AS kebanyakan, tetapi luar biasa karena bersedia sukarela tanpa dibayar menjalani pengabdian di Masyarakat Indonesia.

“Peace corps ditujukan mendorong perdamaian dunia, persahabatan dan pemahaman yang lebih baik di 140 Negara. Di Indonesia, kami diberi kepercayaan untuk bergerak di bidang pendidikan. Sebenarnya ada banyak bidang yang kami ajarkan tetapi tergantung keputusan pemerintah pusat,” jelasnya.

Sebanyak 64 relawan ini akan dibagi untuk mengabdi selama 27 bulan di Jatim dan
Jabar, rinciannya sebanyak 36 pengajar akan mengajar di Jatim, sisanya di jabar.

 

Harvested from: http://surabaya.tribunnews.com/2015/06/03/36-relawan-as-akan-menjadi-guru-di-jatim?page=4
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: