Sejumlah dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melatih start up minuman antioksidan berbasis rambut jagung pada tahun ini di Desa Sragi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Desa ini memiliki lahan untuk tanam jagung manis sebesar 4 hektar. Panen dilakukan selama dua kali setahun dengan hasil sebesar 20.000 kg/ tahun.
SURYAMALANG.COM|MALANG- Sejumlah dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melatih start up minuman antioksidan berbasis rambut jagung pada tahun ini di Desa Sragi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Desa ini memiliki lahan untuk tanam jagung manis sebesar 4 hektar.
Panen dilakukan selama dua kali setahun dengan hasil sebesar 20.000 kg/ tahun.
“Hasil panen jagung menghasilkan limbah rambut jagung yang dapat diolah menjadi minuman fungsional dengan aktivitas antioksidan,” jelas Vritta Amroini, dosen Teknologi Pertanian UMM, Minggu (25/12/2022).
Dari potensi itu, Bumdes Sragi berkomitmen untuk berperan dalam pengelolaan start up produk unggulan minuman antioksidan berbasis rambut jagung dengan UMM.
Bumdes telah menyediakan lokasi rumah produksi (pabrik) untuk produksi minuman berbasis rambut jagung tersebut. Tim Pengabdian UMM melakukan pendampingan melalui pelatihan produksi, penataan ruang produksi serta strategi pemasaran produk.
Pelatihan produksi diberikan pada ibu-ibu anggota PKK Desa Sragi.
Menurut Alik Ansyori, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat UMM untuk start up produk unggulan Desa Sragi menyatakan program ini dibiayai oleh Kemendikbudristek melalui skema Program Insentif Pengabdian Masyarakat Terintegrasi dengan MBKM Berbasis Kinerja IKU bagi PTS tahun 2022.
Ditambahkan dosen Teknik Sipil UMM tersebut, pendampingan oleh tim UMM bertujuan untuk meningkatkan keterampilan warga dan menjamin konsistensi memproduksi minuman berbasis rambut jagung ini sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur).
"Sehingga diperoleh kualitas produk yang sesuai standar pangan, dan bisa diterima pasar," katanya.
Produk minumannya selain dalam bentuk minuman seduh dan serbuk, juga perlu pengemasan yang sesuai untuk layak dijual.
Leni Pujiastuti, Kepala Desa Sragi berharap hilirisasi penelitian dari UMM ini bisa mendorong keberlanjutan rumah produksi berbasis potensi lokal di Sragi.
”Kami ingin sekali memberi peluang kerja bagi warga kami, dan juga berharap kelak bisa menyumbang PAD bagi Desa Srigi," tambah Kata Leni. Untui minuman celup dibuat dari proses pengeringan. Cara pengeringan rambut jagung dengan suhu dan lama tertentu menggunakan pengering kabinet.
Minuman seduh dibuat melalui pencampuran air seduhan rambut jagung, sari jahe emprit/ merah, kemudian ditambahkan maltodekstrin, CMC, dan tween 80. Untuk proses produksi perlu memperhatikan fasilitas produksi yang memadai dan sarana prasarana yang aman serta nyaman.
Sedang peralatan yang dibutuhkan adalah kabinet, penggiling, dan press untuk kantong teh celup, mixer, kabinet, alat pemisah sari dan ampas (untuk jahe) dan chiller untuk kemasan sachet.
Setelah itu, produk akan dihitung BEP dan ditentukan harga jualnya. Strategi pemasaran meliputi dibuatkannya media sosial dan platform penjualan.
Dalam skemanya, Bumdes terlibat dalam langsung dalam pelaksanaan dan prospek usaha ini secara kontinyu dalam jangka panjang.
Kepala desa dan aparatur desa akan meneruskan dengan kepengurusan regulasi PIRT dan launching produk komersil.
Sedang monitoring dan evaluasi dilakukan internal oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UMM.
Sumber: Surya Malang