SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Malang Film Festival (MAFI Fest) yang diprakasai oleh UKM Kine Universitas MuhammadiyahMalang (UMM) tahun 2016 ini kembali mengadakan festival film.
Festival film ini diadakan di Dome UMM mulai hari ini, Rabu (6/4/2016) hingga Sabtu (9/4/2016). Berbeda dari sebelumnya, bahwa kali ini MAFI Fest lebih menekankan pada program pembuatan film documenter. Salah satunya ialah Malang Sinau Dokumenter.
Film yang termasuk dalam kategori program nonkompetisi ini juga menjadi yang ungulan dalam pembuatan film. Direktur MAFI Fest, M.Abdul Chafidz mengatakan bahwa film dengan kategori documenter ini dinilai sangat kurang diminati.
“Kebanyakan itu justru film fiksi dikalangan pelajar. Padahal, untuk pembelajaran sejarah misalnya, kebanyakan menghadirkan film dokumenter. Tetapi untuk memproduksi filmjustru minatnya banyak yang fiksi. Jadi kami coba tekankan pada pembuatan film documenter,” ujar dia saat press konferen di Dome UMM, Rabu (6/4/2016).
Untuk menekankan pada produksi film documenter, maka MAFI Fest mendatangi sekolah-sekolah yang berkompeten dibidang perfilman. Hal ini guna memberikan workshop secara mendalam mengenai pembuatan film documenter pendek. Tentunya, diharapkan semakin mendorong pelajar untuk mengapresiasikan karyanya melalui film.
Ajang apresiasi film pendek ini telah terpilih 43 film pendek pelajar dan mahasiswa dari 278 film se Indonesia yang ikut serta dalam festival film 2016. Festival film ini dibagi menjadi dua kategori program, yakni program kompetisi dan program non kompetisi.
Program kompetisi meliputi film pendek pelajar, film fiksi pendek mahasiswa, film dokumenter pendek pelajar, dan filmdokumenter pendek mahasiswa. Sedangkan kategori non kompetisi meliputi klinik kritik, publish film, nawak ngalam, serta malang sinau documenter.
Salah satu juri film fiksi, Adrian Jonathan, menambahkan, bahwa problema dalam pembuatan film pendek ialah masalah keinginan. Ia mengatakan meskipun ada banyak sekali wadah yang sudah siap untuk mengapresiasikan karya melalui film, namun ia rasa masih kurang greget untuk para calon pembuatfilm.
“Produksi film documenter ini banyak. Wadah untuk film maker juga ada bnyak. Namun, yang perluu didorong lagi itu minat di dunia perfilman. Coba kalau semua ini gabung dan sama-sama memberikan support untuk film pendek, pasti banyak masyarakat juga yang tahu. Nah dari situ akan timbul kepedulian dari masyarakat luas. Akhirnya, film maker ini dikenal oleh masyarakat luas juga,” tutur dia.