Nama tokoh Muhammadiyah seperti Haedar Nasir, Muhadjir Effendy, Din Samsudin dan Anwar Abas muncul sebagai pilihan calon wakil presiden yang cukup populer berdasarkan hasil survei Opini Publik Jawa Timur 2023 dari Laboratorium Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
SURYA.CO.ID, MALANG - Nama tokoh Muhammadiyah seperti Haedar Nasir, Muhadjir Effendy, Din Samsudin dan Anwar Abas muncul sebagai pilihan calon wakil presiden yang cukup populer berdasarkan hasil survei Opini Publik Jawa Timur 2023 dari Laboratorium Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Dalam laporan hasil survei itu, 68 persen responden di Jawa Timur setuju jika Calon Wakil Presiden 2024 dari kalangan Muhammadiyah.
Koordinator Laboratorium Ilmu Politik UMM, Ruli Inayah Ramadhoan memaparkan, survei dilakukan pada tanggal 5 hingga 10 Juli 2023 dengan jumlah responden 800 orang dari 80 desa dan kelurahan di 31 kota/kabupaten di Jatim.
Survei ini menggunakan metode Multistage Random Sampling, responden diwawancara melalui pertemuan langsung dan tingkat margin of eror 3,5 persen.
Proporsi responden laki-laki dan perempuan 50:50 dan berusia diatas 17 tahun.
Responden survei ini mayoritas merupakan kalangan Nahdliyin atau Nahdlatul Ulama (NU) yakni sebesar 87,3 persen.
Kemudian kalangan Muhammadiyah sebesar 3,8 persen, LDII 1,2 persen, FPI 0,1 persen dan sisanya yakni 7,8 persen merupakan kalangan ormas non Islam.
Adapun tingkat kepuasan publik Jatim terhadap kinerja pemerintahan Jokowi dalam survei ini menunjukkan bahwa 72 persen responden puas, 15,38 persen tidak puas, sisanya sangat tidak puas dan sangat puas.
Kemudian, elektabilitas partai politik dalam survei di Jatim ini menunjukkan bahwa PDI Perjuangan mencapai 29,3 persen.
Diikuti PKB 23,2 persen dan Gerindra 15,38 persen. Selanjutnya diikuti Golkar 3,8 persen, Demokrat 2,3 persen, PAN 2,3 persen dan lainnya.
Sedangkan elektabilitas tokoh nasional untuk presiden 2024 menunjukkan bahwa Prabowo Subianto mencapai 37,38 persen, Ganjar Pranowo 34,25 persen dan di posisi 3 ada Anies Baswedan 7,1 persen.
Survei publik itu juga melakukan simulasi, salah satunya simulasi tiga pasangan Capres dan Cawapres untuk Pemilu 2024.
Pasangan Prabowo-Muhadjir mendapat dukungan 42,5 persen, Ganjar-Airlangga 41,25 persen dan Anies-AHY 10,25 persen, sisanya tidak tau, tidak memilih dan tidak menjawab.
Melihat survei publik di Jatim itu, Peneliti Ahli Utama BRIN, Profesor Siti Zuhro berpandangan bahwa survei yang dilakukan Laboratorium Ilmu Politik UMM bisa menjadi literasi sekaligus menjadi bahan edukasi dalam menghadapi Pemilu 2024 mendatang.
"Survei ini menurut saya adalah survei yang melegakan dan harus didorong sebagai bagian dari memberikan literasi dan edukasi dalam kehidupan politik dan kehidupan demokrasi kita," kata Zuhro.
Zuhro juga menyarankan perlunya melakukan survei ke tingkat yang lebih luas untuk melihat peluang tokoh Muhammadiyah seperti Muhadjir Effendy menjadi Cawapres dalam Pemilu 2024.
"Jadi perlu dilakukan survei lagi secara nasional. Di Jatim masyarakat tentu tidak asing dengan Profesor Muhadjir. Jadi bagaimana popularitasnya di tingkat nasional?" tanya Zuhro.
Dia berharap survei ini bisa memicu peningkatan literasi masyarakat untuk Pemilu 2024 mendatang.
Dia juga memberikan masukan agar survei seperti ini kedepan bisa ditambahkan dengan indikator soal apa kebutuhan masyarakat.
"Maka nanti perlu ditambahkan tidak hanya soal popularitas atau elektabilitas, tapi survei ini juga (perlu) menyasar apa kebutuhan masyarakat," tuturnya.
Sementara itu, Guru Besar Ilmu Politik Unair Surabaya, Profesor Kacung Marijan menyampaikan masyarakat di Jatim cenderung banyak memilih Probowo dan Ganjar untuk Pemilu 2024.
Sedangkan persenstase masyarakat yang memilih Anie Baswedan cukup terpaut jauh dari Prabowo maupun Ganjar.
"Kalau dia (Anie Baswedan) mau sering turun ke Jatim mungkin akan ada pergerakan pergerakan (peningkatan popularitas)," ujarnya.
Dari hasil survei publik di Jatim itu, Kacung menyampaikan bahwa Cawapres 2024 bisa saja muncul dari tokoh dari Jatim. Seperti Mahfud MD, Muhajir Effendy, Khofifah hingga Muhaimin Iskandar.
"Siapapun yang dipasangkan Prabowo atau Ganjar pasti tinggi. Kalau dipasangkan Anies saya rasa akan rendah. Banyak orang Jatim yang berkapasitas seperti Pak Mahfud, bu Gubernur, Pak Muhadjir saya rasa juga tokoh potensial," tandasnya.