SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati | Ali Fauzi di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Selasa (17/1/2023).
SURYAMALANG.COM, MALANG - Eks napiter Bom Bali 1, Ali Fauzi, menjalani sidang terbuka program doktor di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Selasa (17/1/2023).
SURYAMALANG.COM bertemu dengan Ali Fauzi di teras GKB IV di mana ia akan masuk ke lobi gedung itu. Jadwal sidangnya pukul 13.00 WIB.
Di sekitar GKB ada papan ucapan atas ujian promosi doktor antara lain dari Kadensus 88 At Polri Irjen Pol Marthinus Hukom SIK MSi.
Ia sempat membaca papan ucapan itu. Ali Fauzi adalah mahasiswa S3 di Program Doktor PAI Direktorat Program Pascasarjana UMM. Meski nanti bergelar doktor, Ali Fauzi tidak mau jadi dosen agar bidang yang ditekuninya bisa menjadikan ia profesor kelak.
"Saya gak mau jadi dosen. Saya fokus membina dan mendidik eks napiter saja," kata Ali Fauzi kepada SURYAMALANG.COM.
Dikatakan, dunianya adalah pendidikan. Di mana ia mendidik eks napiter agar mau kembali ke NKRI.
"Keputusan saya kuliah S3 di UMM untuk mengasah pengetahuan saya agar lebih ahli dan pandai dalam mengurus mereka," katanya.
Dalam ujian promosi doktor itu, selain membawa istrinya, ia juga membawa sejumlah eks napiter.
Disertasinya berjudul "Moderasi Beragama Bagi Para Eks Napiter". Dari disertasinya ada temuan-temuannya hasil wawancara dengan subjek yaitu eks napiter.
"Ada temuan baru bahwa jika moderasi beragam dilakukan dengan tepat, maka ada hubunganya dengan eks napiter yang mau kembali ke masyarakat," jawabnya.
Dikatakan, pembinaan eks napiter belum optimal dan maksimal.
"Mudah-mudahan selepas bergelar doktor ini jadi lebih serius dan ahli dalam membina mereka," tandasnya.
Baik mereka yang di lapas dan maupun di luar lapas. Menurutnya, kendala pembinaan cukup banyak.
"Mereka (eks napiter) itu kan jiwanya sangat tertutup dan belum open minded pada umumnya," jelas Ali.
Ia ingin sedikit demi sedikit mengarahkan mereka agar menjadi khalayak ramai atau masyarakat pada umumnya di Indonesia.
"Oh iya yang melakukan bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar itu kan eks napiter juga," kata dia.
Ada yang seperti itu, kembali, tambahnya. Nah, yang perlu dipertanyakan adalah model pembinaannya di lapas. Terutama yang fokus moderasi beragama kurang. Lebih pada pemenjaraan fisik saja.
"Tapi tidak menyentuh akar mindset pemikiran mereka dan ini perlu sentuhan humanisnya," ujarnya.
Karena tidak menyentuh ke mindset, sehingga begitu keluar di lapas tidak terurus. Di Lamongan, Ali Fauzi mendirikan Yayasan Lingkar Perdamaian yang merawat, mengasuh dan mendidik eks napiter. Dikatakannya, untuk eks napiter memang perlu kesinambungan.
Sedangkan tentang kendala disertasinya, ia menyatakan sangat berat daripada di medan perang.
"Yang bikin pusing itu perspektif dosen-dosen itu beda. Dari enam dosen, pandangan pada karya tulis saya beda-beda. Ada yang nyuruh ini, ini. Jadi saya revisi berkali-kali. Saya sampai kena vertigo, Mbak, hahaha. Jatuh berdarah-darah," papar dia.
Ia mengatakan dirinya agak lambat. Sebab masuk semester tujuh baru bisa ujian tertutup bulan lalu dan bulan ini ujian terbuka.
Dari rombongan yang dibawa adalah para eks napiter. Ia mengenalkan SURYAMALANG.COM pada Ustad Sumarno, bendahara Yayasan Lingkar Perdamaian.
"Pak Ustad ini keponakan saya. Ia nomer dua yang ditangkap setelah Mas Amrozi dalam kasus bom Bali 1 pada 2002 dan dipenjara. Setelah itu sampai sekarang ikut saya di Yayasan Lingkar Perdamaian," jelasnya.
Dikatakannya, Sumarno ini paling capek karena disambati eks napiter.
"Di yayasan, saya memberdayakan eks napiter di sana. Ada puluhan orang. Dan kapasitas beliau (Sumarno) sebagai pengusaha. Kasus terbaru soal polwan Maluku utara yang ikut terjaring di Jogja dan dipenjara, sekarang ikut saya di Lamongan," kata Ali Fauzi.
Ia menjelaskan jika tak hanya eks napiter dibina tapi juga anak-anak mereka.
Ali Fauzi menyelesaikan pendidikan S1 di Jakarta, S2 di Universitas Muhammadiyah Surabaya dan S3 di UMM.
"Pendidikan saya linier di PAI," jawab Ali.
Ia juga aktif mengisi kuliah tamu di kampus dan mengaku banyak belajar dari profesor-profesor yang dikenalinya. Wajah Ali Fauzi saat bertemu nampak sumringah dan cerah.