Lomba Ikan Koi bertajuk Malang Koi Show diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (27/8/2022)
SURYAMALANG.COM, MALANG - Lomba Ikan Koi bertajuk Malang Koi Show diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (27/8/2022).
Ikan-ikan yang dilombakan di ajang ini harganya fantastis. Ikan Koi memang dikenal sebagai ikan yang mahal.
Di balik mahalnya harga, ada sejumlah alasan yang menyertai.
Santoso seorang juri dalam kontes ini berbagi informasi mengapa ada Ikan Koi bisa dihargai begitu mahal bahkan sampai miliyaran.
Menurutnya, yang membuat Ikan Koi mahal adalah kualitas, bentuk tubuh, warna, serta rekam jejang kemenangan yang pernah didapat oleh ikan tersebut.
Semakin banyak kejuaraan yang diraih, semakin naik pula harganya. Pun dengan keunikan warna dan coraknya. Semakin unik corak yang ada di kulit ikan, semakin mahal juga bandrolnya.
"Adapun selama ini, ikan termahal yang pernah saya temui yakni seharga Rp 1,4 miliyar,” jelasnya, Sabtu (27/8/2022).
Lelaki asal Yogyakarta ini telah berpengalaman mendalami trend Ikan Koi selama 26 tahun.
Menurutnya, bentuk badan dan kualitas kulit menjadi dua hal utama yang diperhatikan.
Ia melihat apakah kulit ikan yang dinilai kusam atau cerah. Kemudian juga tata letak warna atau corak yang dimiliki oleh ikan.
Jikalau ia melihat Ikan yang berwarna polos, maka yang dilihat adalah kualitas kulit tanpa memasukkan corak ikan.
Persentase penilaian Ikan Koi polos yakni 50 persen untuk kulit dan 50 persen untuk tubuh. Sementara Ikan Koi dengan corak ada sejumlah aspek yang dinilai. Tim juri juga menilai jenis dan ukuran ikan.
Ada 21 jenis ikan yang dilombakan beberapa di antaranya adalah Kohaku, Shiro dan Kawari.
Kemudian juga dibedakan antara ukuran-ukuran berdasarkan selisih 5 cm. Adapun ikan yang turut serta mencapai lebih dari 1500 ikan.
“Saya tentu mengapresiasi UMM karena mau dan mampu mengadakan ajang bergengsi ini. Apalagi dengan peluncuran Center of Excellence Sekolah Koi yang makin meningkatkan komoditas sektor perikanan. Apalagi ikan koi memiliki peluang bisnis yang tinggi,”tambahnya.
Pelaksanaan Malang Koi Show menjadi langkah UMM dalam mengembangkan CoE Sekolah Profesional Koi.
Hal itu dikarenakan Koi dianggap sebagai komoditas yang menjanjikan di masa depan. Apalagi dengan nilai bisnisnya yang stabil dan terus berkembang.
Peserta yang hadir tidak hanya berasal dari Jawa Timur saja, Yayan Ainul Wahid, pemilik Ikan Koi dari Bandung.
Ia mengaku bahwa ikan-ikan peliharaannya selalu diikutkan kontes tiap minggu di berbagai kompetisi.
Di ajang Malang Koi Show, ia mengikutsertakan Ikan Koi jenis Sankai dan Showa di kelas A dengan panjang 75 Cm.
“Perawatan Ikan Koi sebenarnya gampang-gampang susah. Hal yang perlu diperhatikan tentu adalah kualitas air dan kadar oksigen. Maka hadirnya CoE Koi di UMM saya rasa menjadi terobosan yang bagus untuk mengembangkan potensi sektor Koi,” ungkapnya.
Yayan juga senang karena aktivitas pencinta Ikan Koi kembali ramai. Selama dua tahun lalu, banyak kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan karena pandemi.
Ia juga berharap muncul ikan-ikan unik yang akhirnya mampu memenangkan banyak kontes, salah satunya yang berasal dari Malang Koi Show.
