Polina Shushina (25) mahasiswa S2 Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Negeri Yogjakarta (UNY) yang ikut kegiatan International Student Summit (ISS) yang dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada 28-30 November 2022.
SURYAMALANG.COM|MALANG-Sebanyak 185 mahasiswa internasional penerima beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) dari 46 negara berkumpul datang ke Malang untuk mengikuti International Student Summit (ISS) yang dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada 28-30 November 2022.
Acara pembukaan pada Senin (28/11/2022) di Dome Theater. Satu di antara mahasiswa yang ikut adalah Polina Shushina (25).
Ia mahasiswa S2 Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Negeri Yogjakarta (UNY).
Tinggal di Indonesia, ia harus menyesuaikan lidah kulinernya.
"Saya tidak suka yang pedas. Jadi saya senang gado-gado, gudeg. Makanan di Jogja manis-manis," pada Polina pada suryamalang.com di sela acara.
Dikatakan, dengan beasiswa KNB, ia harus menyelesaikan kuliahnya pada 2024. "Setelah itu saya akan kembali ke Rusia," jawab bule cantik ini.
Di Rusia, ia juga menyelesaikan S1-nya Bahasa Indonesia. Karena meneruskan S2 yang linier dengan S1-nya, ia memilih ke Indonesia.
"Bahasa Indonesia kan bahasa resmi Indonesia. Jadi saya pilih ke Indonesia," katanya.
Menurutnya, Bahasa Indonesia berkembang di beberapa kota di Rusia. Termasuk di ibukota Moscow.
Soal kesulitan belajar Bahasa Indonesia, ia menyebut sudah terlampaui saat di S1. Tapi memang ada kendala di logika bahasa. Selama di Malang, kegiatan mahasiswa ISS beragam.
Disiapkan lomba-lomba permainan tradisional, kompetisi vlog, fashion show dll.
Di acara pembukaan, mahasiswa membawa bendera negaranya. Jadi ketika negaranya disebut, mereka melambaikan bendera mini.
Beberapa negara dari benua Afrika ada di dalam peserta ISS. Terbanyak ada 18 mahasiswa dari Afganistan.
185 mahasiswa itu kuliah di berbagai perguruan tinggi di Jawa dan Sumatera.
Rektor UMM Dr Fauzan MPd dalam sambutannya mengatakan UMM sudah dua kali menjadi tuan rumah ISS. Pertama pada 2015 lalu dan yang kedua pada tahun ini.
Misi ISS ini adalah untuk mempertemukan, bukan hanya manusianya tapi juga kultur, budaya dan bahasanya.
“Salah satu cara yang paling ampuh adalah dengan mencari partner bicara. Baik itu teman, pacar, atau sahabat orang Indonesia. Dengan begitu, akan lebih cepat pula saudara menguasai bahasa,” kata Fauzan.
Ia berharap, Bahasa Indonesia yang sudah dipelajari dapat menjadi media diplomasi di negara asal.