Sarasehan pra-Muktamar Muhammadiyah diadakan di Hall Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (3/9/2022) lalu. Hadir berbagai narasumber untuk menstimulasi ide dalam menyongsong Muktamar Muhammadiyah. Kegiatan muktamar akan diadakan pada November 2022 di Surakarta, Jawa Tengah.
SURYAMALANG.COM , MALANG - Sarasehan pra-Muktamar Muhammadiyah diadakan di Hall Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (3/9/2022) .
Hadir berbagai narasumber untuk menstimulasi ide dalam menyongsong Muktamar Muhammadiyah.
Kegiatan muktamar akan diadakan pada November 2022 di Surakarta, Jawa Tengah.
"Pikiran-pikiran yang disampaikan akan dijadikan sebagai bahan kontribusi terhadap pengembangan Muhammadiyah pada tahun berikutnya. UMM mengambil tema Muhammadiyah menyambut Indonesia emas. Ini menjadi sangat penting. Tak hanya soal SDM tapi hal yang terkait teologi sampai ekonomi," jelas Rektor UMM Dr Fauzan MPd pada wartawan.
Sarasehan yang diadakan ini merupakan sarasehan batch 1. Nanti akan ada sarasehan batch 2.
"Namun tema-temanya semua menyongsong Indonesia emas. Tapi variabel pertamanya itu bermacam-macam. Semua menyentuh kehidupan yang riil," jelas Fauzan.
Alasan memilih tema itu karena sebagai tolak ukur perjalanan. Sebab momen 100 tahun Indonesia itu harus dijadikan sebagai tonggak Indonesia berdaulat dari berbagai sisi.
Dijelaskan jika PTM (Perguruan Tinggi Muhammadiyah) menjadi salah satu amal usaha Muhammadiyah. Tak hanya material tapi juga pemikiran.
Maka tak hanya kontribusi tapi harus mengimplentasikan gagasan yang sudah disumbangkan itu.
"Ini ada tim perumus yang akan menjadikan gagasan yang berkembang di sini dan akan dibukukan. Ya bisa dimaknai sebagai rekomendasi," jawabnya.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak mengatakan bahwa dalam dokumen Indonesia emas 2045, tercantum bahwa Indonesia diharapkan mampu menjadi negara maju.
Sehingga Indonesia bisa menjadi sebagai salah satu dari lima kekuatan ekonomi dunia dan memiliki sumber daya manusia yang unggul.
Selain itu juga tingkat penguasaan Iptek yang tinggi dan kesejahteraan yang lebih baik serta merata.
Ia menjelaskan bahwa menurut data dari International Monetery Fund (IMF), saat ini ekonomi Indonesia berada pada peringkat 15 dunia berdasarkan nominal GDP.
Sementara, jika dilihat dari purchasing power parity, Indonesia bahkan sudah berada di peringkat tujuh di dunia.
Diperkirakan pada 2030 Indonesia akan masuk ke lima besar dunia dengan besaran 5,42 triliun USD.
Menurutnya, target lima besar ini sangat mungkin dicapai, bahkan jauh sebelum 2045.
Namun ada tantangan-tantangan yang harus segera diatasi.
Dua tantangan di antaranya pengangguran generasi muda dan ancaman hilangnya pekerjaan di masa depan karena disrupsi teknologi.
“Saya sangat bangga dan mengapresiasi salah satu inovasi solutif yang dilakukan oleh UMM dengan membangun Center for Future of Work (CFW) dan Center of Excellence (CoE) di kawasan ekonomi khusus Singosari," kata Emil.
Sedang Habib Huesin Ja’far Al Hadar menjelaskan jika moderatisme di tubuh Muhammadiyah sudah sangat baik.
Muhammadiyah dinilai inklusif dan terbuka bagi semua kalangan. Bahkan sudah menjadi ciri awal sejak organisasi ini berdiri.
Ia juga menyebutkan implementasi moderatisme dalam Muhammadiyah.
Mulai dari moderatisme ekonomi yang mencegah kemiskinan hingga moderatisme pendidikan dengan puluhan ribu lembaga pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah, termasuk UMM dan 174 perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah lainnya.