Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memiliki doktor pertama bidang fisioterapi di Jawa Timur. Namanya Rakhmad Rosadi, dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) yang juga merupakan Wakil Dekan III.
SURYAMALANG.COM|MALANG-Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memiliki doktor pertama bidang fisioterapi di Jawa Timur. Namanya Rakhmad Rosadi, dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes). Kerja keras dan ketekunannya berhasil membawanya menjadi satu dari sedikit dosen yang menggeluti bidang tersebut. Sebab tak banyak dosen di Indonesia di bidang fisioterapi yang sampai di jenjang S3.
Bahkan di Indonesia belum ada universitas yang menyediakan jalur doktor bidang fisioterapi. Rakhmad menyelesaikan S3-nya di Taiwan. “Alhamdulillah, saya senang bisa sampai di tahap ini. Keberhasilan ini juga berkat dukungan keluarga, istri, anak saya dan UMM,” jelas dosen ini, Kamis (23/3/2023).
Pria kelahiran tahun 1987 ini mengatakan, alasan kuatnya melanjutkan studi ke jenjang doktor adalah ingin mengembangkan keilmuan di bidang ini. Apalagi ada arahan dan dukungan langsung dari UMM usai menyelesaikan studi masternya di Vincent Pol University Polandia ini. Ia menjelaskan jika sempat ada kendala di awal perkuliahannya karena tidak sesuai dengan kompetensinya.
Akhirnya di tahun kedua, ia memutuskan pindah dengan beasiswa dari pemerintah Taiwan ke National Cheng Kung University (NCKU) Taiwan dan tahun ini berhasil menyelesaikannya. Dalam disertasi ia meneliti tentang radang sendi pada lutut (knee osteoarthritis). Selama proses penelitian, ia sempat kesulitan mencari data karena masih berada di situasi Covid 19.
Tapi semua itu bisa dilalui dan mendapat gelar doktor. "Karena pandemi sudah mulai mereda dan studi saya juga sudah selesai, saya sudah memulai beberapa riset saya yang lain,” tambah pria asal Jember itu. Wakil Dekan III Fikes itu menegaskan sudah menjalankan berbagai program di jurusan fisioterapi UMM. Misalnya saja pusat rehabilitasi dengan teknologi canggih, khususnya untuk cedera tulang belakang dan cedera kepala.
Program itu menggandeng kerjasama dengan Universiti Teknologi MARA (UiTM) dan Perkeso (Jamsostek Malaysia). Ia melihat, pendidikan fisioterapi di Indonesia cukup bagus, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. "Harapan besar saya agar dosen-dosen fisioterapi Indonesia dapat melanjutkan studi. Sehingga semakin banyak mendapatkan pengetahuan baru yang bisa dibagikan di Indonesia,” pungkasnya.