Penulis: Akhmad Azam Mawardi, mahasiswa Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Longsor di Ngantang, Malang, Memakan Satu Korban Jiwa Hujan deras mengakibatkan tanah longsor di Kecamatan Ngantang dan Pujon di Kabupaten Malang. Tebing setinggi lebih dari 150 meter di Desa Sukomulyo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, longsor pada Senin (27/2/2023) malam. Akibatnya arus kendaraan yang melintas terganggu. Tebing setinggi lebih dari 150 meter di Desa Sukomulyo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, longsor pada Senin (27/2/2023) malam. Akibatnya arus kendaraan yang melintas terganggu.
Longsor yang terjadi Senin (27/2/2023) malam di Kabupaten Malang, Jawa Timur, memakan korban jiwa. Tuminah (84), warga Dusun Ganten, Desa Tulungrejo, Kecamatan Ngantang, meninggal dunia setelah rumahnya tertimpa tanah longsoran.
Selain Dusun Ganten, longsor juga terjadi di jalur utama Malang-Kediri, Kecamatan Pujon, Malang. Tebing sisi kanan jalan (arah dari Malang) setinggi lebih dari 150 meter (m) di Desa Sukomulyo, Kecamatan Pujon, longsor menutup badan jalan. Beruntung tidak ada kendaraan melintas saat peristiwa terjadi namun material longsor menutup akses kendaraan dari dua arah.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malang, Sadono Irawan, mengatakan, longsor di Ganten terjadi sekitar pukul 21.30 atau dua jam setelah hujan deras turun di kawasan itu.
“Tebing dekat permukiman longsor dan menerjang rumah korban. Dinding dan atap rumah rusak. Korban (Tuminah) saat itu sedang berada di dalam rumah dan tertimpa,” ujarnya.
Tetangga korban, Misdi (65) yang hendak menolong ikut tertimpa longsor susulan sehingga pingsan. Misdi kemudian dilarikan ke rumah sakit di Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang. Total ada enam keluarga terdampak longsor di Ganten. Warga yang tinggal di daerah berbahaya dievakuasi ke lokasi aman.
Kendaraan melintas bergantian di titik longsor Desa Sukomulyo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (28/2/2023), yang merupakan jalan utama Malang-Kediri.
Kendaraan melintas bergantian di titik longsor Desa Sukomulyo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (28/2/2023), yang merupakan jalan utama Malang-Kediri.
Sementara itu, material longsor di Desa Sukomulyo, Kabupaten Malang, yang sempat memutus arus lalu lintas Malang-Kediri, Selasa pagi, telah dibersihkan. Material berupa tanah bercampur rumpun bambu dan pepohonan tak hanya menumpuk di badan jalan tetapi juga di tebing sungai yang ada di sisi kiri jalan.
Pembersihan dilakukan menggunakan alat berat dan manual. Menurut Sadono pembersihan material selesai dilakukan sekitar pukul 10.00. “Sebetulnya pukul 08.00 akses yang tertutup longsor sudah terbuka namun masih kita bersihkan dengan penyemprotan. Jam 10.00 baru clear dan bisa dilalui kendaraan kembali,” ujarnya.
Longsor di Sukomulyo, Senin malam, merupakan peristiwa susulan. Longsor pertama terjadi Minggu malam namun skalanya jauh lebih kecil dan material yang menutup jalan bisa segera disingkirkan.
Disinggung soal antisipasi dampak cuaca ekstrem di kawasan barat Kabupaten Malang (pegunungan di Ngantang dan Pujon) yang diperkirakan masih ada selama beberapa hari ke depan, Sandono mengatakan pihaknya masih bersiaga di pos lapangan di Kecamatan Ngantang.
BPBD Kabupaten Malang juga telah berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis Bina Marga Provinsi Jawa Timur untuk memantau daerah rawan longsor di poros jalan Malang-Kediri. “Pengampu jalan pihak Bina Marga Provinsi Jawa Timur sehingga penangananya berbarengan,” ucapnya.
Beberapa warga Desa Sukomulyo mengatakan sebelum longsor hujan turun cukup lebat sejak sore. Sekitar pukul 20.00 terjadi longsor. Beruntung tidak ada kendaraan melintas saat peristiwa terjadi. Saat itu juga kendaraan dari arah Kediri dihentikan di daerah Ngeprih, Desa Bendosari. Sedangkan dari Malang diputar balik di Kedungrejo, Sukomulyo.
Kendaraan melintas di salah satu daerah rawan longsor, Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur, Selasa (28/2/2023). Ini merupakan jalan utama Malang-Kediri.
“Sehari sebelumnya sudah longsor kecil di sisi bawah. Mungkin karena pondasinya tidak ada sehingga terjadi longsor yang lebih besar sehari kemudian. beberapa tahun lalu di kawasan sini juga sempat longsor namun lokasinya agak ke barat,” ujar Soleh (50), salah satu warga.
Tak hanya di Kabupaten Malang, hujan deras disertai angin kencang juga membuat beberapa pohon di Kota Batu tumbang. Tanah longsor skala kecil dan kerusakan atap rumah warga juga terjadi di wilayah ini.
Tebing dekat permukiman longsor dan menerjang rumah korban. Dinding dan atap rumah rusak. Dahan pohon yang patah menimpa dua orang, masing-masing bernama Salwa Imelda (17) warga Punten, Kecamatan Bumiaji, dan Effel Lovely (22) warga Oro-oro Ombo, Kecamatan Batu. Keduanya cidera ringan.
Adapun tanah longsor dilaporkan terjadi di Jalan Raya Sumberbrantas, Dusun Lemah Putih, Desa Sumberbrantas dan RT 03 RW 10 Dusun Brau, Kecamatan Gunungsari. Dimensi tanah longsor di Sumberbrantas 10 m (tinggi) dengan panjang 5 m. Sedangkan di Brau titik longsor berdimensi panjang 7 m, tinggi 8 m, dan lebaran 3 m.
“Material longsor sudah dibersihkan, hanya sedikit dan tidak menutup badan jalan,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu Doddy F.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi mengingatkan agar warga warpada potensi angin kencang selama beberapa hari ke depan di Malang Raya.
Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Jawa Timur di Malang, Ahmad Luthfi mengatakan, waspada potensi cuaca ekstrem dan angin kencang masih akan berlangsung 25 Februari-3 Maret.
Petugas tengah memotong datang pohon tumbang akibat hujan deras disertai angin di Kota Batu, Jawa Timur, Senin (27/1/2023) sore. Hasil analisis dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur (Jatim), menurut Luthfi menunjukkan bahwa aktifnya La Nina lemah masih berdampak terhadap peningkatan cuara hujan. Gelombang atmosfer Rossby dan Kelvin juga berdampak pada peningkatan cuara hujan di sebagian besar wilayah Jatim.
Selain itu juga ada tarikan masa udara akibat adanya pusat tekanan rendah di sebelah utara Australia mengakibatkan terbentuknya konvergensi atau pertemuan masa udara dan mengakibatkan terbentuknya awan-awan konvektif. (*)
Artikel ini ditulis Akhmad Azam Mawardi, Nim. 202210120311048, mahasiswa jurusan teknik mesin, fakultas teknik, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang. azamakhmad12gmail.com,