TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Gerakan kemanusiaan harus dilakukan tanpa memandang agama maupun keyakinan. Hal ini merupakan perwujudan dari Islam wasathiyah yang ingin diterapkan oleh Muhammadiyah. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Rahmawati Husein, MCP, Ph.D. pada gelaran Konsolidasi Kebangsaan Angkatan Muda Muhammadiyah. Kegiatan tersebut diselenggarakan secara luring bertempat di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Senin (5/9) lalu.
Lebih lanjut, Rahmawati, sapaan akrabnya menjelaskan bahwa ada empat prinsip kemanusiaan yang sejalan dengan Islam wasathiyah. Prinsip yang pertama adalah kemanusiaan yang mengutamakan penyelamatan hidup dan meringankan penderitaan. Kedua adalah melakukan tindakan berbasis kebutuhan tanpa membedakan golongan-golongan yang ada di masyarakat.
“Prinsip yang ketiga adalah tidak memihak satu golongan ketika terjadi konflik ataupun perselisihan. Terakhir ada prinsip kemandirian yang tidak goyah oleh tujuan politik, ekonomi, militer, maupun tujuan lainnya,” ungkapnya menjelaskan.
Wakil Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Rahmawati Husein, MCP, Ph.D.
Salah satunya yang dilakukan UMM melalui Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana). Bagaimana Kampus Putih mendorong mahasiswa untuk menyalurkan kemanusiaan dengan berbagi kemanfaatan bagi sesama. Mulai dari membantu bencana gempa hingga penanggunalan Covid-19.
Lebih lanjut, terkait implementasinya di tubuh Muhammadiyah, Rahmawati mengatakan bahwa dalam menangani berbagai bencana di Indonesia, MDMC telah bekerja sama dengan dengan berbagai organisasi. Beberapa organisasi tersebut seperti Karitas, World Vision International (WVI), Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), dan YAKKUM Emergency Unit (YEU). Di tingkat internasional, muhammadiyah juga turut menandatangai kesepakat global Faith Based Organization (FBO) yang diselengarakan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT).
“Selain itu MDMC juga inisiator pendirian Humanitarian Forum Indonesia (HFI) dan aktif ditingat internasional. Kami juga sedang mengusahakan qualified dari World Health Organization (WHO) untuk dapat membantu lebih banyak orang lagi. Dengan berbagai hal yang telah dilakukan, dapat kita simpulkan bahwa kerja sama lintas agama merupakan suatu keharusan,” ujar Rahmawati.
Meskipun telah melakukan berbagai upaya yang inklusif, Rahmawati mengatakan masih ada orang yang mempertanyakannya. Beberapa memandang untuk mendahulukan mereka yang sepaham. Bahkan ada yang melarang MDMC untum bekerjasama dengan organisasi berbeda keyakinan.
“Untuk memahamkan mereka, forum-forum seperti ini sangat penting sebagai sarana pendidikan dan penyadaran tentang gerakan Islam wasatiah. Bagaimana kita memabantu tanpa memandang bulu. Saya juga ingin menyampaikan bahwa pengadaan pelatihan mengenai prinsip-prinsip wasathiyah juga perlu dilakukan untuk memahamkan warga Muhammadiyah maupun luar Muhammadiyah akan pentingnya hal ini,” pungkasnya mengakhiri. (rilis: humas umm/editor: doni osmon)