TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Masih ingat Amira Syafana? Ya mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang mempunyai visi menyambut pendidikan era global melalui pengabdian di daerah 3T (Tertinggal, Terluar, dan Terdalam).
Nah pengalaman mengemban misi pengabdian di dunia pendidikan ini, Amira sukses meraih posisi runner up dua atau juara tiga ajang kompetisi Putra Putri Pendidikan Jatim atau semacam Duta Pendidikan. Menariknya juara satu, dua, dan tiga, Putri Pendidikan Jatim ini akan mewakili tingkat nasional di ajang yang sama.
Amira Syafana (dua dari kanan) ketika dinobatkan runner up dua atau juara tiga pemilihan Putra-Putri Pendidikan Jatim 2023.
Mencapapai posisi runner up dua ini, lanjut Amira melalui proses panjang. Dimulai dari seleksi semi finalis dimana proses ini harus membuat video advokasi, pra karantina dua kali, personal branding, serta paguyuban atau organisasi.
Bulan itu saja, ketika karantina juga diadakan kelas tari untuk gradfinal, gathering, interview, dan tes bakat. Saat itu dirinya menampilkan tari dari Indonesia Timur yakni tematik Papua. Tari tradisional dikolaborasikan dengan modern.
Amira ketika mengajar siswa SD di daerah pelosok.
Masuk tahap grand final dari top delapan, lolos ke top lima, setelah itu penobatan tim juri yang menetapkan dirinya sebagai runner up dua Putri Pendidikan Jatim. Serangkaian proses tersebut juga terdapat tes akademik. Seperti lomba debat yang menentukan apakah wawasan pengetahuan pendidikan peserta menguasai atau tidak. Termasuk ketika pidato topik Pendidikan Atas Dasar Kemanusiaan.
Maksudnya? Amira menjelaskan memilih topik Pendidikan Atas Dasar Kemanusiaan disebabkan pengalaman dirinya sejak 2021 pengabdian dengan biaya sendiri di daerah pedalaman atas dasar ke-ikhlas-an, kesederhanaan, untuk kemanusiaan. Secara umum mirip dalam materi tes tulis seperti perspektif sistem pendidikan Indonesia, pendidikan Jatim, pendidikan karakter, dan kualitas pendidikan.
Visi Amira adalah membangun pendidikan di daerah 3T (Tertinggal, Terluar, Terdalam).
Menurut Amira dari sekian tahapan seleksi Putri pendidikan Jatim ini, ada mata kuliah PGSD UMM yang bermanfaat saat seleksi. Yakni matkul psikologi pendidikan, pendidikan karakter, model pembelajaran anak-anak. Prinsipnya apa yang dipelajari selama kuliah di PGSD UMM –Alhamdulillah- sangat membantu prestasi ini.
Amira setelah menyandang gelar Putri Pendidikan Jatim, sudah mempersiapkan program ke depan dengan tetap mengemban amanah pengabdian membangun pendidikan di daerah pelosok-pelosok 3T (Tertinggal, Terpencil, Terdalam). Sebab pengabdian pendidikan yang dilakukan ini sudah menyentuh ke sejumlah wilayah di Jatim.
Amira setelah sukses meraih Putri pendidikan Jatim tetap akan mengabdi membangun pendidikan di pelosok.
Terakhir dirinya pengabdian membangun pendidikan di Pamekasan Madura, serta yang sudah diprogram selanjutnya pengabdian di wilayah Kabupaten Blitar. (doni osmon)
