Malang - Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar tes wawancara soal Negara Islam Indonesia (NII) kepada 3.219 calon mahasiswa baru.
Tes digelar untuk mengetahui tingkat pemahaman calon mahasiswa terhadap gerakan NII.
"Program ini, sebagai upaya mencegah calon mahasiswa menjadi korban cuci otak NII," kata Ketua Unit Pelaksana Teknis Penerimaan Mahasiswa Baru UMM Ermanu Azizul Hakim, Senin, 9 Mei 2011.
Menurut Ermanu, dalam tes tersebut mahasiswa yang tak mengetahui tentang NII bukan berarti tak lolos menjadi mahasiswa UMM. Namun akan diberi pemahaman tentang NII. "Jika memahami NII, mereka bisa menolak ketika diajak bergabung," ujarnya.
Ermanu yakin metode wawancara ini bisa mencegah para mahasiswa untuk menjadi sasaran pelaku cuci otak NII.
Selain soal NII, calon mahasiswa juga diminta menyampaikan kondisi keluarga dan latar belakangnya. Calon mahasiswa juga ditanya tentang pemahaman mereka soal agama Islam.
Sepuluh Mahasiswa UMM pernah menjadi korban cuci otak Gerakan NII. Sebagai tanda kesetiaan, para korban diharuskan pindah ke Jakarta dengan biaya sendiri. Selain itu, mereka juga harus menyerahkan uang Rp 10 juta hingga Rp 30 juta.
Penipuan berkedok agama pernah terjadi di UMM pada Oktober 2008. Saat itu, tiga mahasiswa yang menjadi korban. Dari tiga korban tersebut, dua di antaranya berhasil disadarkan. Satu mahasiswa yang enggan disadarkan terpaksa dikeluarkan.
Menurut Humas UMM Nasrullah, cuci otak oleh NII tak hanya menimpa mahasiswa UMM. Berdasarkan komunikasi antara UMM dengan kampus lain, kejadian serupa juga terjadi di sejumlah perguruan tinggi di Malang, Solo Yogyakarta dan Jakarta. BIBIN BINTARIADI.