Jakarta: 10 elemen gerakan mahasiswa Malang yang tergabung dalam Barisan Oposisi Malang Bersatu (BOMB) mendirikan Posko anti-militerisme di depan pintu masuk Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat (25/6). Pendirian posko ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat umum dan warga kampus akan bahaya jika kekuasaan berada di tangan militer. "Demokrasi akan mati dan expresi perlawanan rakyat akan hancur," kata Koordinator BOMB, Tino Rahardian di Posko Anti-Militerisme, Jumat (25/6).
Selain memberikan informasi, posko juga akan dimanfaatkan untuk mengajak masyarakat melakukan
perlawanan secara terbuka terhadap pemerintahan yang promiliterisme, pro-Orde Baru, dan pro neo kolonialisme. Juga kepada pemerintah yang mengabaikan kepentingan rakyat dan tidak berpihak kepada rakyat.
Menurut Tino Rahardian, posko ini akan dibuka setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 14.30 WIB untuk jangka waktu tidak tertentu. Posko akan dibangun di kampus-kampus di Kota Malang secara bergiliran. Selain itu, posko juga akan dibangun di tempat publik dan pusat-pusat kekuasaan. "Posko akan dirolling untuk memasyarakatkan tujuan gerakan," kata Tino usai peresmian. Untuk Posko di Kampus UMM akan berakhir hingga 28 Jani 2004.
Di arena sekitar posko, ungkap Tino Rahardian, akan ditempeli foto-foto orang yang mendukung militerisme
dan informasi perlakuan represif aparat militer terhadap rakyat. Selain itu, Posko juga akan menggelar debat tim sukses calon presiden dan calon wakil presiden kota Malang.
Namun, 5 jam usai peresmian, posko sudah dibongkar oleh 5 anggota satuan Pengaman (Satpam) UMM. Alasan yang dikemukakan kepada BOMB, pendirian posko ini tidak memiliki izin. "Posko harus mendapat izin dari Rektorat UMM karena berada di wilayah kampus," kata salah seorang anggota satpam seperti dikutip Tino Rahardian.
Bibin Bintariadi
