Ini Bahaya Keseringan Makan Lalapan untuk Kesehatan

Author : Humas | Friday, June 02, 2023 16:48 WIB | times indonesia. -

dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (FK UMM), dr. Pamela Sumarauw. (Dok. Humas UMM)

dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (FK UMM), dr. Pamela Sumarauw. (Dok. Humas UMM)

TIMESINDONESIA, MALANG – Lalapan atau penyetan menjadi salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia. Termasuk Malang yang menjadi kota dengan ratusan ribu pendatang dan mahasiswa. 

Ada beberapa alasan kenapa lalapan banyak digemari oleh masyarakat, seperti karena cenderung mempunyai harga yang terjangkau, enak, dan mudah ditemukan. Meski begitu, tahukan anda seberapa besar kandungan gizi yang ada serta efek negatifnya dari lalapan?

Menanggapi hal tersebut, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (FK UMM), dr. Pamela Sumarauw menjelaskan bahwa mengonsumsi makanan lalapan setiap hari dapat menimbulkan dampak yang kurang baik.

“Mayoritas menu yang disajikan di lalapan adalah makanan yang diolah dengan proses menggoreng menggunakan minyak. Hal ini akan memunculkan zat atau kandungan yang kurang baik untuk tubuh jika dikonsumsi sehari-hari,” jelas Pamela, sapaan akrabnya.

Sebutan lalapan di Malang tak lepas dari sederet sayur yang disajikan bersama dengan lauk utama. Ada ayam, lele, bebek, dan lainnya. Jika dilihat secara sekilas, makanan tersebut sehat-sehat saja. Ada sumber karbohidrat dari nasi, protein dari ikan atau ayam, hingga mineral dan vitamin dari sayuran. Sayangnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan turunnya nutrisi gizi. Yakni cara pengolahan, porsi makan, serta kebersihan.

“Kita ambil contoh minyak yang digunakan menggoreng berulang kali. Hal itu akan menghasilkan kandungan lemak jenuh atau lemak jahat yang berbahaya bagi tubuh. Pun dengan porsi nasi yang berlebihan akan berkontribusi pada lonjakan kandungan gula. Kebersihan sayuran mentah juga berpotensi menimbulkan berbagai penyakit,” jelasnya.

Pamela melanjutkan, makanan yang mengandung tinggi lemak dan tinggi karbohidrat akan meningkatkan kadar kalori serta meningkatkan resiko obesitas. Hal itu juga meningkatkan potensi terjangkit penyakit-penyakit kronis seperti jantung koroner, hipertensi atau darah tinggi, diabetes, hingga kanker.

Dengan demikian, Pamela menegaskan bahwa mengonsumsi makanan lalapan setiap hari tidaklah dianjurkan. Alangkah lebih baik jika masyarakat mengurangi porsi dan membatasinya. Pun dengan menambah variasi makanan lain yang dari segi pengolahan lebih sehat seperti direbus, dikukus, atau dibakar.

“Sebagai upaya mengimbangi, sebaiknya lakukan olahraga rutin minimal 150 menit dalam satu minggu atau 2-3 kali seminggu. Menjaga pola tidur 7-8 jam sehari dan asupan vitamin serta mineral yang baik bagi tubuh juga dianjurkan,” tutupnya. (*)

Harvested from: timesindonesia.co.id/kesehatan/456561/ini-bahaya-keseringan-makan-lalapan-untuk-kesehatan
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: