Menakar Potensi Besar Industri Kurir dan Logistik Bagi Generasi Muda

Author : Humas | Wednesday, January 10, 2024 18:13 WIB | times indonesia. -

Ilustrasi - Sektor Logistik. (FOTO: Pinterest)

Ilustrasi - Sektor Logistik. (FOTO: Pinterest)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Jika buku adalah jendela dunia, mungkin tidak berlebihan jika menyebut sektor logistik sebagai penyambung dunia. Karena bidang ini menjadi aspek yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan manusia. Tanpanya, tidak akan ada pemindahan barang sesuai dengan yang diinginkan.

Meski keberadaannya sangat krusial, saat ini sektor logistik nampaknya masih kurang dipandang. Belum banyak yang mau mendalami bidang ini, sehingga menjadi expert.

Hal ini terbukti dari semakin menurunnya skor komponen kualitas dan kompetensi logistik dalam Logistic Performance Indeks (LPI) 2023 yang dikeluarkan oleh World Bank. Saat ini, Indonesia memiliki skor 2,90 atau lebih rendah dari LPI 2018 dengan skor 3,10. 

Secara umum, Indonesia memiliki skor total 3,0 atau berada di peringkat 61.  Nilai tersebut menurun dibandingkan LPI 2018 dengan skor 3,15 atau peringkat 46 dunia.

Pakar bidang logistik dan rantai pasok, Prof. Ilyas Masudin, ST., MLogSCM., PhD., IPM., ASEAN Eng mengatakan, saat ini sumber daya manusia (SDM) yang expert di bidang logistik ini memang masih relatif kurang. "Baik itu jumlah maupun terkait dengan kualitas skill dan kompetensinya," ucapnya.

Padahal, sektor logistik ini mempunyai potensi yang sangat besar. mengingat semakin tingginya populasi penduduk, maka akan semakin tinggi pula kebutuhan akan barang dan jasa.

Hal ini juga sejalan dengan perkembangan ekonomi digital Indonesia, yang diprediksi akan mencapai US$146 miliar pada tahun 2025 dan meningkat menjadi 8 kali lipat pada tahun 2030. Sektor industri kurir dan logistik menjadi salah satu komponen penting dalam ekosistem ekonomi digital.

Selain potensinya yang besar, industri kurir dan logistik juga memainkan peranan strategis dalam mendukung tumbuh kembang UMKM yang ada di NKRI. Telah banyak UMKM yang go global karena berhasil mengembangkan penjualannya. Yang mulanya hanya secara konvensional, dan hanya mampu menjangkau daerah sekitar, beralih ke online melalui e-commerce yang mempunyai cakupan tak terbatas.

Mengutip data dari Statista Market Insights, jumlah pengguna e-commerce di Indonesia setiap tahun terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2022, pengguna pasar daring ini  mencapai 178,94 juta orang. Meningkat 12,79 persen dibandingkan tahun 2021. Hingga akhir tahun 2023, pengguna e-commerce di Indonesia diperkirakan mencapai 196,47 juta pengguna, dan naik hingga menjadi 244,67 juta orang pada 2027 mendatang.

"Semakin meningkatnya pengguna e-commerce, apabila tidak didukung oleh sektor logistik yang mumpuni, tidak akan mungkin bisa  berjalan," kata dia.

Industri logistik yang mumpuni dalam hal ini adalah yang bisa memaksimalkan teknologi terkini, agar pengiriman barang bisa semakin mutakhir. Hal ini memerlukan SDM yang kompeten dalam bidangnya. Dan para pemuda menjadi harapan utama sebagai aktor penggerak yang menguasai teknologi.

"Faktor pendorong utama agar logistik berjalan lancar ya teknologi," tegas pria yang menyelesaikan pendidikan doktoral pada bidang logistik di Royal Melbourne Institute of Technology University (RMIT University), Australia itu.

Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu sepakat, untuk meningkatkan kompetensi SDM bidang logistik ini memerlukan dukungan berbagai pihak. Baik dari pemerintahan maupun  instansi pendidikan.

Merujuk data Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), pada tahun 2020–2023 terdapat 19 program studi (Prodi) baru yang didirikan untuk jenjang D3 sampai dengan S2 di bidang Logistik. Hal ini merupakan kabar yang menggembirakan.

"Prodi baru di bidang logistik, baik pada jenjang D3, sarjana, pascasarjana, atau bahkan di SMK itu jelas sangat prospek ke depanya. Pasti. Terutama terkait dengan teknologi yang berkembang," tuturnya.

Apabila Indonesia sudah mempunyai lebih banyak SDM expert dalam logistic information system, maka bisa dipastikan juga akan berimbas pada peningkatan kualitas industri logistik yang ada di negara dengan 38 Provinsi ini.

Pemerintah juga diharapkan bisa mengambil peran dalam mendukung kemajuan bidang logistik ini. Dalam hal ini, pemenuhan infrastruktur yang memadai menjadi sangat penting.

"Infrastruktur menjadi aspek utama yang  memperlancar atau menghambat logistik. Infrastruktur bisa termasuk jalan raya. Di negara maju, bahkan ada line khusus untuk pengiriman. Jadi mereka siapkan khusus jalur distribusinya," kata Prof Ilyas. Kemudian juga infrastruktur lain seperti jaringan internet, dan lainya.

Selain itu, pihaknya juga mendorong pemerintah agar bisa terus meningkatkan aturan terkait dengan logistik sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi. Dia menyoroti, ada satu aspek penting yang perlu diperhatikan oleh pemerintah yakni terkait regulasi perlindungan konsumen.

"Perlindungan konsumen, hak-hak konsumen akan produk yang mereka beli dengan menggunakan jalur rantai pasok logistik itu harus dilindungi oleh regulasi. Dan ini masih belum banyak disentuh oleh pemerintah," pintanya.

Prof Ilyas juga mengajak, utamanya pada generasi muda, untuk bisa mendalami bidang logistik ini, dan mengupdate perkembangan teknologi. Menurutnya, para pemuda harus bisa menjadi pemain dan bisa memanfaatkan perkembangan teknologi, utamanya dalam bidang logistik.

"Sehingga mereka bisa mendapatkan keuntungan. Harus memanfaatkan teknologi itu untuk mendorong agar bisnis mereka misalnya itu bisa maju, bisa berkembang, bisa bersaing dengan yang lain," pesannya.

"Tapi kembali lagi mereka harus paham betul perkembangan teknologi. Terutama teknologi yang terkait dengan logistik," kata Prof Ilyas.

Direktur Utama PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI) Yulina Hastuti, mengatakan, Industri kurir dan logistik di Indonesia memerlukan dukungan SDM dari generasi muda untuk meningkatkan daya saing sektor tersebut di masa depan.

Yulina menyampaikan jika dibandingkan sektor industri lain seperti industri produk kebutuhan sehari-hari, telekomunikasi, dan produk kesehatan, sektor kurir dan logistik masih perlu mempromosikan potensi karir dan bisnisnya di kalangan anak muda.

"Industri kurir dan logistik nasional perlu lebih banyak lagi menjaring talenta-talenta muda berbakat agar semakin kompetitif dan mendukung kebutuhan industri masa depan," ujarnya.

Secara terpisah, Kepala Kompetensi Keahlian Teknik Logistik SMK Negeri 4 Malang, Rindi Astuti, SE., M.Pd mengatakan, meskipun saat ini jurusan teknik logistik di SMK belum begitu familiar, tetapi prospek kerja para lulusan cukup menggiurkan.

Dia menyebutkan lulusan teknik logistik memiliki prospek besar untuk dapat bekerja di berbagai bidang, baik manufaktur maupun jasa.

"Beberapa di antaranya, yaitu perusahaan distributor, pergudangan, ekspor-impor, pembuatan dan perakitan mesin, jasa pengiriman (ekspedisi/kargo), dan jasa logistik, baik itu darat, laut, dan udara," ucapnya.

Berdasarkan data yang ada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, secara nasional baru ada 23 SMK yang mempunyai jurusan teknik logistik. Dimana 3 di antaranya berada di Jawa Timur. Meski begitu, Rindi menyebut bahwa animo pelajar untuk belajar pada bidang ini cukup tinggi. 

"Animo pelajar untuk menempuh pendidikan di Jurusan Teknik Logistik sangat tinggi. Hal ini terbukti bahwa setiap tahun, pagu selalu terpenuhi yaitu sejumlah 2 Rombel," terangnya.

Dia mengaku, dengan membuka jurusan ini, sekolahnya mempunyai tujuan mendukung pemerintah dalam upaya meningkatkan kinerja sektor logistik yang ditandai dengan adanya berbagai aktifitas. Antara lain logistik arus barang, sistem transportasi, pergudangan, serta entitas-entitas terkait yang tentunya menciptakan okupasi bagi pelaku logistik.

Jika siswa memilih jurusan teknik logistik, khususnya di sekolah yang ada di Jalan Tanimbar, Kecamatan Klojen, Kota Malang itu, mereka akan diajarkan tentang proses bisnis bidang teknik logistik, perkembangan teknik logistik, profesi dan kewirausahaan, peluang usaha di bidang logistik. 

Siswa juga belajar tentang bagaimana keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan hidup (K3LH) dan budaya kerja di industri, proses pengelolaan logistik, administrasi dokumen dan operasional pengadaan. Sekolah juga telah menyiapkan kurikulum lengkap seusai jenjang, sehingga mereka bisa menjadi SDM yang memiliki kompetensi dalam bidang logistik. (*)

Harvested from: https://timesindonesia.co.id/ekonomi/482898/menakar-potensi-besar-industri-kurir-dan-logistik-bagi-generasi-muda
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: