Author : Humas | Sunday, August 02, 2015 20:45 WIB | Tribun News - Tribun News
Begini Ajar Biologi Rasa Sayang-sayang’e
hdwp
ilustrasi

Catatan Hikmah Ramadhany Wismantara
Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang

SUASANA berbeda terjadi di arboretum Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Ratusan mahasiswa biologi memadati tempat tersebut dengan membawa poster dan selembar kertas karton besar berwarna cokelat. Bukan demo atau kampanye. Namun, mereka melakukan pameran poster dan herbarium.

Pameran merupakan langkah yang diterapkan dosen biologi, Wahyu Prihanta. Menurunya, pembelajaran di mata kuliah botani tingkat tinggi (BTT) lebih efektif diterapkan dengan cara seperti ini.

“Bukan zamannya sekarang dosen menjadi orang yang serba tahu, mahasiswa tidak akan banyak terlibat jika tetap pada pembelajaran konvensional,” ujarnya. Dosen murah senyum ini menambahkan mahasiswa harus berusaha menciptakan suasana belajar yang inovatif, lebih dekat dengan alam dan melatih untuk hidup di zaman yang penuh perjuangan serta tantangan.

Sebelumnya, para mahasiswa yang duduk di semester empat ini telah melakukan observasi terhadap tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji. Berbekal PKL di Pacitan dan hutan Pronojiwo Lumajang, mahasiswa mengenal banyak jenis tumbuhan yang nantinya akan diidentifikasi dalam susunan taksonomi.

“Pak Wahyu mengajarkan agar mahasiswa untuk tak sekadar menghafal materi, tetapi mengajarkan untuk memahami cara penemu dalam menemukan sesuatu,” ujar Imam.

Menurut mhasiswa asal Jombang yang pernah tergabung Young Changemaker di Ashoka ini, pembelajaran seperti ini memang cukup berat karena awalnya mahasiswa harus rebutan memilih genus dan famili, mencari foto dan tumbuhan, studi literatur, membuat poster, menanam, dan membuat herbarium. Setiap kelompok harus berbeda.

Pameran poster dan herbarium yang di mulai pukul 13.00 WIB hingga 17.00 WIB itu menggunakan metode ask and answer sehingga mahasiswa dapat mengunjungi stand poster mahasiswa lain guna sharing informasi terkait tumbuhan yang di teliti.

“Berbagi ilmu dengan sesama sangat penting, kalau belajar taksonomi tumbuhan dengan cara menghafal, tentu seminggu saja pasti akan lupa karena ratusan yang harus dihafal, berhubung belajar menggunakan konsep dan banyak terlibat dalam pembelajaran seperti ini, ilmunya nyantol banget,” ujar Nur Afifah.

Sementara bagi Dhany, Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Biologi mengatakan inovasi-inovasi pembelajaran seperti inilah yang dibutuhkan siswa dan mahasiswa di Indonesia. Pembelajaran bisa dilakukan kapan saja, dimana saja, siapa saja dan menggunakan apa saja, intinya kenali potensi diri, manfaatkan potensi di sekitar, dan jangan ragu dalam mengembangkan potensi adalah tiga langkah awal yang harus dilakukan peserta didik dan pengajar.

“Saya percaya pendidikan di Indonesia sudah bagus, namun masih belum menyentuh hingga segi untuk apa ilmu tersebut dipelajari dan bagaimana mendayagunakan pengetahuan yang dimiliki untuk peningkatan kemajuan individu tersebut lebih-lebih untuk kemajuan negara Indonesia, itu yang perlu dipikirkan ke depannya,” pungkasnya.

Harvested from: http://surabaya.tribunnews.com/2015/08/02/begini-ajar-biologi-rasa-sayang-sayange
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: