SURYA Online, MALANG – Ali Usman, mahasiswa Teknik Informatika, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tidak menyangka jika aplikasi ciptaannya akan membeludak sampai diunduh oleh 3.000 orang. Padahal aplikasi ini baru ia diluncurkan pada 10 Mei 2014 lalu.
Nama aplikasi ciptaan Usman ini adalah UMM Messenger. Aplikasi ini merupakan aplikasi chatting seperti blackberry messenger, atau yahoo messenger. Fungsi dan fiturnya juga mirip. Tetapi, aplikasi chatting ini belum bisa terbuka seperti BBM atau YM. Pengguna aplikasi ini terbatas bagi mahasiswa UMM saja. Selain itu, aplikasi ini baru bisa dijalankan lewat smartphone yang berbasis android.
Usman menjelaskan aplikasi ini sudah dirancang sejak setahun lalu. Ketika itu ia merasa tertantang setelah dicibir oleh koleganya yang berhasil membuat aplikasi messenger di komunitasnya. Cibiran itu kemudian ia jawab dengan membuat aplikasi serupa dengan basis android.
“Kebetulan saat itu juga ada tugas kuliah besar yang harus membuat progam. Jadi progam itu saja yang saya ajukan,” kata Usman, Minggu (11/05/2014).
Kendati demikian, saat itu ia belum membuat aplikasi ini seperti setenar sekarang. Saat pertama kali membuat progam ini ia harus menerima kenyataan kalau progam yang menggunakan bahasa pemograman Java ini sering error.
Ia merasa tergesa membuat bahasa pemograman tersebut, terlebih tenggat waktu tugas ini hanya sembilan hari saja. “Aplikasi itu jadi, namun tidak bisa digunakan karena banyak error-nya,” tegasnya.
Kendati demikian, pria asal Tulungagung ini tak patah arang. Ia menyempurnakan aplikasi yang menggunakan bahasa pemograman berbasis java ini perlahan. Ia juga mau mendengar saran teman-temannya untuk menambah beberapa fitur dalam chat, seperti smile, icon atau gambar. Hasilnya banyak orang mengunduhnya.
Tak hanya itu, pengunduh aplikasi ini juga melonjak drastis setelah ia memposting tautan aplikasi tersebut dalam akun facebook-nya. Tautan ini lalu tersebar ke berbagai media sosial teman-temannya.
Saat ini tercatat sudah ada 3.000 pengunduh dengan 1.300 pemakai. Saking banyaknya pemakai, Usman dipanggil Lembaga Informasi dan Komunikasi (Infokom) UMM. Ia dihubungi lantaran aplikasi tersebut mengakibatkan server milik jurusan TI kelebihan beban.
Selain itu, ia juga dipermasalahkan lantaran menggunakan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) dan Personal Identification Code (PIC) dalam aplikasi sebagai syarat user untuk log in. Akibatnya, server tersebut kini ditutup sementara waktu.
“Infokom sebenarnya mendukung. Saat ini mereka menyiapkan server kampus sehingga nantinya bisa diintegrasikan dengan server itu sendiri,” ujarnya.
Usman berharap, ketika UMM Messenger ini sudah terintegrasi dengan server kampus, aplikasi ini bisa menjadi jalan baru untuk mengakses hal-hal akademik seperti mengecek kartu hasil studi (KHS), sharing agenda-agenda kampus, dan sebagainya.
“Saat ini fiturnya juga masih dikembangkan seperti chat room antar fakultas, demikian pula penyempurnaan fitur-fitur lainnya,” kata Usman.
Untuk saat ini, aplikasi chat messenger karya Ali Usman ini bisa didapatkan di Android Play Store dengan mengetikkan kata kunci UMM Messenger. Kendati begitu, tak menutup kemungkinan nanti bisa dikembangkan UMM Messenger berbasis Blackberry, iOS, ataupun symbian dan desktop agar bisa diakses dengan perangkat apa saja.