Kapolri Ceramah di Unmuh Malang, Katanya Media Sosial Kalahkan Televisi dan Koran

Author : Humas | Saturday, May 28, 2016 23:04 WIB | Tribun News - Tribun News

Sabtu, 28 Mei 2016 23:04

Kapolri Ceramah di Unmuh Malang, Katanya Media Sosial Kalahkan Televisi dan Koran
 
repro: sri wahyunik
 
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti dan Ketua Badan Pembina UMM Prof Abdul Malik Fadjar. 

SURYA.co.id | MALANG - Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Badrodin Haiti mengungkapkan, belakangan terakhir marak bermunculkan efek negatif sosial media.

Efek negatif itu antara lain berupa kejahatan digital atau cyber crime.

"Saat ini media sosial mengalahkan televisi dan koran. Masyarakat beralih kepada portal dan media online untuk mendapatkan berita," ujar Badrodin di hadapan ribuan wisudawan Universitas Muhammadiyah Malang, Sabtu (28/5/2016).

Konten portal dan media sosial, lanjutnya, beragam dan validitasnya juga beragam. Karenanya Kapolri berharap masyarakat memiliki kontrol pribadi yang kuat di tengah banjirnya informasi tersebut.

"Jangan sampai informasi yang didapatkan memicu atau mengundang kejahatan, atau menjadi korban kejahatan dunia digital," tegasnya.

Badrodin berada di UMM untuk memberikan orasi ilmiah di hadapan 1.337 lulusan pada Wisuda ke-80 periode 2 tahun 2016.

Badrodin menambahkan, UMM telah sukses menjadi kampus unggulan yang disegani secara nasional. “Sebagai kampus swasta, termasuk yang maju pesat. Harus dijaga terus agar tetap menjadi kebanggaan semuanya,” tegasnya.

Ia juga berpesan pada lulusan UMM agar memiliki wawasan yang luas dalam memahami keanekaragaman dan mampu beradaptasi terhadap perubahan situasi sosial.

“Kritis itu penting, tapi juga harus mampu memilah informasi yang kita terima,” ujar pria kelahiran Jember ini.

Untuk itu, Badrodin mengajak wisudawan untuk bisa berkreasi dan berinovasi di era media sosial.

Ia menyebut masyarakat saat ini, khususnya kalangan muda sebagai 'digital native' di mana seluruh elemen hidupnya bersentuhan langsung dengan teknologi.

“Masyarakat ini menggeser 'pre-digital age', yakni masyarakat yang hampir sama sekali tidak mengenal teknologi, serta 'digital immigrant', yakni masyarakat peralihan yang separuh usianya hidup dalam perkembangan teknologi dan mengikutinya,” paparnya.

Harvested from: http://surabaya.tribunnews.com/
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: