SURYA Online, PASURUAN-Masyarakat Kabupaten Pasuruan, digemparkan oleh berita pembunuhan terhadap seorang bayi yang dilakukan oleh ibu kandungnya. Pembunuhan tersebut, terjadi di rumah no 99 RT 02 RW 01 Gang IV, Dusun Kersikan , Desa Kresikan, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, pada Kamis (28/11) lalu.
Pelaku pembunuhan merupakan seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), bernama Siti Muslika (38). Ibu lima orang anak ini, mengajar sebagai guru bahasa Inggris di SDN Latek, Kelurahan Latek, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan.
Kontan, peristiwa tersebut juga mengagetkan guru-guru pengajar di SDN Latek, tempat wanita yang akrab disapa Bu Mus ini bekerja. Sebab, sehari-harinya wanita berjilbab ini dikenal sebagai sosok baik hati dan periang.
Seorang rekan kerjanya, Ayatullah Khumaini, mengaku tidak menyangka sahabatnya Maslikhah tega membunuh anaknya sendiri. "Tentu saja sangat kaget, nggak nyangka. Semuanya, nggak cuma saya aja," terangnya saat ditemui Jumat (29/11) siang di ruang guru SDN Latek.
Guru pengajar kelas V ini menuturkan, Maslikhah mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Dia mengatakan, satu di antara kebiasaan Muslikhah yang ia ingat yaitu Maslikhah sering membawa bekal makanan, dan mengajak guru-guru makan bersama.
"Biasanya Bu Mus selalu bawa bekal makanan dari rumah. Walaupun cuma bawa bekal satu kotak, tetapi dia selalu ngajak makan rame-rame," kata guru yang akrab disapa Aini ini.
Terkadang, lanjut Aini, Muslikhah juga sering mentraktir makanan saat uang tunjangan sertifikasi keluar "Kadang juga bikin kue di rumah dan dibawa ke sekolah," katanya.
Muslikhah yang memiliki hobi membaca, juga dikenal seorang yang cerdas. Buktinya, lulusan Universitas Muhammadiyah Malang tahun 1999 ini mendapat beasiswa S2 di universitas Negeri Surabaya.
Terkadang, kata Aini, Muslikhah sering menceritakan kepada beberapa temannya guru di sekolah, tentang masalahnya. Hanya saja, Aini, enggan menceritakannya lebih lanjut.
"Ya kadang-kadang sering curhat. Tetapi saya tidak bisa menceritakannya," terangnya.
Dia menambahkan, sejak muncul pemberitaan mengenai kasus pembunuhan yang melibatkan Muslikhah di media cetak maupun elektronik, banyak murid-murid di SDN Latek yang bertanya, keberadaan guru kesayangan mereka.
"Anak-anak banyak yang tanya, dimana Bu Mus. Mereka tahu dari koran dan tv," imbuhnya.
Ia berharap agar kasus yang menimpa Muslikhah cepat selesai, dan dapat kembali mengajar seperti biasanya. "Semoga cepat sembuh dan selesai masalahnya. Saya berharap Bu Mus tidak dikeluarkan, kasihan dia kan tulang punggung bagi keluarganya," imbuhnya.
Sementara itu, temannya sesama guru yang lain, Suwito, mengaku juga dekat dengan Muslikhah. Muslikhah menurutnya, adalah orang yang baik hati. "Orangnya cerdas, sopan, dan cekatan," kata guru pengajar mata pelajaran Olahraga ini.
Dia menuturkan, Muslikha yang merupakan pegawai golongan III B itu, jarang membicarakan masalahnya di sekolah. Kalaupun ada, hanya ke beberapa orang saja.
Dia mengatakan, guru-guru sudah mengetahui jika Muslikhah memiliki gangguan kejiwaan. Para guru termasuk kepala sekolah, sudah hafal bila sakit kejiwaan Muslikhah kambuh atau kumat. "Ya biasanya, kalau sudah datang ke sekolah tidak pakai lipstik, tidak pakai bedak, biasanya sedang kambuh sakitnya. Kalau sudah gitu, Bu Mus tidak mengajar, cuma duduk di ruang guru saja," terangnya.
Mengenai hubungan Muslikhah dengan suaminya, ia tidak begitu mengetahuinya.
"Kalau masalah itu saya tidak tahu, itu urusan rumah tangga orang lain. Tapi kalau dengar-dengar katanya suaminya orangya keras," kata Suwito.
Sementara itu, muridnya, Reza Marazola mengatakan, Muslikhah seorang guru yang baik dan tidak pemarah. "Baik kok Bu Mus, nggak pernah marah-marah," ucap pelajar kelas VB ini.
Senada juga dikatakan, Faiz Ardiyansyah, teman satu kelasnya. Selama mengajar, Muslikhah tidak pernah marah-marah di kelas.Dirinya mengaku sudah tahu jika gurunya sudah ditangkap polisi. "Kata teman-teman ditangkap polisi," ujarnya polos.
Kasat Reskrim Polres Pasuruan, AKP Supriyono mengatakan, dari hasil pemeriksaan, dikehathui jika Muslikhah sudah pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lawang, Malang sejak 2008. Saat ditanya mengenai dugaan kekerasan yang dialami Muslikhah oleh suaminya, Supriyono belum bisa memberikan keterangan. Pasalnya, selama ini korban tidak pernah melaporkan jika mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
"KDRT adalah sebuah delik aduan, jadi harus ada laporan," terangnya.
Dia mengatakan, Muslikhah sudah dibawa ke RSJ Lawang, sejak Kamis (28/11) lalu untuk mendapatkan perawatan. Ia menutukan, bila memang terbukti pelaku dalam kondisi gangguan jiwa pada saat melakukan pembunuhan, maka pelaku dalam hal ini Muslikhah tidak dapat dikenakan sanksi hukum.
"Kalau dia memang mengalami gangguan jiwa, sesuai dengan pasal 44 ayat satu dan dua KUHP, hal-hal yang bisa menggugurkan perbuatan tindak pidana, apabila pada saat melakukan tindak pidana, pelaku menhalami kejiwaan," terangnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan, Iswahyudi mengatakan, belum bisa berkomentar saat ditanya mengenai karir Muslikhah selanjutnya. "Saya belum bisa berkomentar. Masalah hak-hak dan kewajibanya, itu nunggu dari hasil proses hukumnya," terangnya.
Iswahyudi menambahkan, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian Daerah, untuk membahas masalah tersebut. "Saya akan koordinasikan dulu dengan BKD," tambahnya.
Pantauan Suryaonline di kediaman Muslikhah, masih banyak tamu yang datang untuk berbelasungkawa. Selain saudara dan kerabat, juga beberapa guru-guru anak-anaknya di sekolah.
Adik Muslikhah, Heni (35)saat ditemui di rumah Muslikhah menceritakan, pertengkaran rumahtangga Muslikhah terjadi sejak 2007, setelah melahirkan anak ketiganya. "Ya sekitar 2007, setelah punya anak yang ketiga," ucapnya.
Dia mengatakan, pertengkaran antara keduanya biasanya seputar masalah ekonomi. Tak hanya itu, Muslikhah juga ingin suaminya Sunarto Aziz untuk melanjutkan kuliah, agar mendapat gelar sarjana.
Sebenarnya, kata Heni, Surnato sudah pernah menuruti kata istrinya untuk kuliah. Namun, di tengah perjalanan, suaminya tidak menyelesaikan kuliahnya dan memilih fokus untuk berwirausaha. "Dulu pernah kuliah, tetapi akhirnya berhenti," kata anak ketiga dari empat orang bersaudara ini.
Dia mengatakan, kakaknya Maslikhah yang merupakan anak pertama adalah seorang yang pintar. Pada saat sekolah Maslikhah selalu mendapatkan rangking di kelas. "Mbak Maslikhah orangnya pintar, hampir selalu dapat rangking waktu sekolah," imbuhnya.