Parpol Selalu Konotasinya Negatif

Author : Humas | Tuesday, December 10, 2013 21:06 WIB | Tribun News - Tribun News

SURYA Online, MALANG – Sudah terbentuk di pikiran Fajrina Elfanny (21), jika partai politik (Parpol) itu memiliki konotasi negatif menyusul banyaknya kasus korupsi yang menjerat para petinggi Parpol sehingga mahasiswi Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang biasa disapa Fanny ini antipati terhadap Parpol.

“Malas dengan Parpol. Beritanya korupsi terus,” kata Fanny saat mengikuti kegiatan Refleksi Akhir Tahun Bidang Politik dan Pemerintahan FISIP UMM di Aula BAU UMM, Selasa (10/12/2013).

Mahasiswi cantik asal Balikpapan ini pun mengaku enggan terjun ke dunia politik namun tetap akan berpartisipasi pada Pemilu 2014. “Pemilu pasti ikut tapi lihat dulu calon-calonnya nanti,” sambungnya.

Menurut pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Dr Siti Zuhro, mindset negatif terhadap Parpol ini akibat rendahnya kualitas pemimpin bangsa yang dihasilkan Parpol.

Parpol, lanjut Zuhro, terlalu sibuk dengan dirinya sendiri untuk mencari kekuasaan ketimbang memberi pembelajaran politik dan menghasilkan pemimpin politik yang memiliki misi kebangsaan.

“Ini tugas berat Parpol di 2014 untuk menjernihkan mindset negatif yang sudah terbentuk. Caranya hanya satu, lahirkan pemimpin bangsa yang bisa jadi panutan,” papar Zuhro, salah satu pembicara.

Sementara Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Golkar, Hajriyanto Y Tohari justru menantang mahasiswa UMM untuk terjun ke dunia politik karena selama ini mahasiswa hanya mengeritik Parpol tapi enggan memberi solusi apalagi terlibat di dalamnya.

“Yang mengeritik Parpol banyak sekali, terutama mahasiswa. Tapi ketika diajak masuk partai, mereka tidak mau. Saya harap mahasiswa UMM bisa mengeritik Parpol dan mau ikut Parpol untuk membenahi apa yang dikritiknya itu,” tandasnya.

Dekan FISIP UMM, Dr Asep Nurjaman, menambahkan, acara ini sebagai ajakan moral politik pada setiap elemen bangsa agar mau berbenah menjelang Pemilu 2014. Karena itu, kegiatan ini juga dihadiri pejabat pemerintahan, Parpol, aktivis LSM, serta akademisi dari berbagai perguruan tinggi.

“Agar refleksi ini tidak hanya menjadi wacana akademis tapi langkah taktis untuk gerak bersama,” imbuh Asep.

Harvested from: http://surabaya.tribunnews.com
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: