Catatan penelitian Pangestu Dwipa Airlangga
Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang
PETANI di Desa Pujon Kidul, Kabupaten Malang ini adalah petani sayur mayur. Dalam kinerja sehari-hari, mereka belum tersentuh teknologi. Pola tanam konvensional masih mereka lakukan, terutama saat menanam benih.
Keprihatinan yang dijawab lima mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dari berbagai fakultas dan disiplin ilmu (Ilmu Teknologi Pangan, Psikologi, Teknik Sipil, dan Sosiologi) yang tertantang untuk mewujudkan alat bantu penanaman benih dengan pensil mekanik danawa atau pandawa.
Pandawa merupakan terobosan baru yang membawa angin segar bagi para petani Desa Pujon Kidul, Malang. Bagaimana tidak, para petani yang sebelumnya masih menggunakan cara konvensional dalam proses pembenihan, kini terbantu dengan hadirnya pandawa.
Kini mereka tak perlu repot-repot membungkuk atau jongkok dalam proses pembenihan karena dengan pandawa para petani cukup berdiri sambil menekan tombol di ujung pandawa, sambil berjalan benih akan keluar dari alat tersebut dan langsung masuk ke dalam tanah.
Pandawa sudah diserahterimakan kepada perwakilan kelompok tani Desa Pujon Kidul, pada 26 Juni 2015 setelah sebelumnya dilakukan sosialisasi pada perwakilan petani di desa yang sama. Pandawa juga telah mengalami perbaikan mengikuti kebutuhan pembenihan petani Desa Pujon Kidul yang mayoritas menanam sawi dan selada.
Untuk saat ini, fungsi alat tanam pandawa ini masih menyesuaikan dengan keadaan dan kondisi pertanian di Desa Pujon Kidul, namun untuk ke depannya akan dilakukan perbaikan sehingga penerapan pandawa dapat digeneralisir, tidak hanya di Pujon, namun pandawa bisa dimanfaatkan untuk petani di seluruh Nusantara.
Semoga kinerja petani bisa dimaksimalkan, produksi meningkat, lewat gerakan petani bertongkat mekanik ini.