SURYA Online, MALANG – Relawan demokrasi dari Badan Eksekutif Mahasiswa (Bem) Fakultas Ilmu Sosial Politik (Fisip) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menemukan indikasi ketidakberesan dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) di Kota Malang, Rabu (9/4/2014).
“Ada tiga yang kami temukan selama masa pencoblosan mulai pagi tadi,” kata Ketua BEM Fisip UMM, Riyanda Barmawi (21) pada SURYA Online, Rabu (9/4/2014).
Riyanda menjelaskan, ketidakberesan yang pertama berlangsung di salah satu tempat pemungutan Suara di Lowokwaru.
Disana mereka menemukan ada seorang calon legistlatif yang memberi iming-iming uang, dan menawarkan usaha apabila mereka dipilih.
Lokasi berikutnya, ada di tempat pemungutan suara yang berbeda di Kecamatan yang sama.
Di sini anggotanya menemukan ada TPS yang dikawal dua preman.
“Mereka ini memobilisasi masyarakat dan mengarahkan untuk mencoblos salah satu calon,” jelas Riyanda.
Ketidakberesan lainnya, kata Riyanda berupa kertas suara yang diberi pada pemilih tidak dilipat oleh panitia penyelenggara pemilu di tempat pemungutan suara.
Menurutnya, keganjilan seperti ini banyak ditemukan relawannya di berbagai TPS se Kota Malang.
Seluruh laporan ini akan dilaporkan pada Panitia Pengawas Pemilu di Kota Malang pada Kamis (10/4/2014) mendatang.
Mereka juga membawa berbagai bukti, termasuk foto yang menguatkan adanya ketidakberesan itu.
Riyanda menjelaskan BEM Fisip menerjunkan 25 relawan untuk mengawal proses demokrasi lima tahunan ini. Mereka diterjunkan di seluruh TPS di Kota Malang.
Sebelum diterjunkan ke lokasi, lanjutnya, para relawan ini juga menggelar deklarasi di depan universitas mereka.
Deklarasi ini berisi lima point yang diantaranya berisi menolak money politic, menyuarakan Pemilu yang jujur dan adil dan menolak segala bentuk pelanggaran Pemilu.
