Stevans Tak Sempat Belajar

Author : Humas | Sunday, February 23, 2014 21:58 WIB | Tribun News - Tribun News

SURYA Online, MALANG - Untuk kali pertamanya, Ikatan Himpunan Mahasiswa Jurusan Matematika (Ikahimatika) se- Indonesia mengadakan Olimpiade Matematika tingkat nasional. Olimpiade ini dilangsungkan di Gedung BAU, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Minggu (23/02/2014).

Pagi itu, Stevans Christian, Pelajar Kelas 1 SMA Petra 2 di Surabaya tampak sibuk merapihkan pakaiannya. Ia terlihat santai. Tak ada raut kecemasan di wajahnya. Setelah selesai, ia masuk ke dalam ruangan BAU yang seukuran 10 x 15 meter untuk bergabung dengan puluhan siswa lain.

Teman-teman Stevans saat itu cukup beragam karena mereka dari berbagai wilayah di Indonesia, seperti Jombang, Banjarmasin, Jakarta, Pamekasan, dan lainnya. Mereka ini adalah teman, sekaligus lawan bertanding Stevans dalam Olimpiade Matematika Ikahimatika Indonesia.

"Saya biasa saja, tak ada persiapan apapun," kata Stevans yang datang ke Malang bersama ayahnya.

Jawaban enteng Stevans ini bisa jadi karena kelelahan dalam perjalanan dari Surabaya ke Malang. Ia tiba ke Malang, malam kemarin, lalu esok paginya dia langsung mengikuti olimpiade. Tak ada persiapan apapun.

Walau demikian, Stevans tak bisa diremehkan dalam olimpiade kali ini. Selain juara di kelas, kehadirannya saat itu juga karena menjadi finalis Olimpiade Matematika yang digelar Himpunan Mahasiswa Jurusan Matematika se Surabaya beberapa waktu lalu.

Karena itu, Stevans dengan mudahnya lolos dalam ujian tahap pertama. Ujian ini diikuti oleh 12 pelajar setingkat SMA. Disini dia diberikan selembar soal matematika yang berisikan 25 pertanyaan. Ini terdiri dari 20 pertanyaan singkat, serta sisanya adalah esai.

Untuk tingkatan Stevans ini, pertanyaan berkutat pada penalaran berbagai bidang matematika, seperti sudut Sin dan keluarganya (Sin, Cos, Tangen, Sinus, Cosinus, dll), turunan, serta aljabar. Saat itu Stevans mendapat poin tertinggi, 60.

Setelah beristirahat sebentar, Stevans lalu masuk lagi keruangan kelas. Kali ini, ia diminta menjawab satu soal esai yaitu memperkirakan penyusutan suatu benda. Agak rumit, karena jawaban juga harus dilogikakan secara sistematis.

Yang cukup menarik, seluruh pertanyaan ini disusun oleh tim khusus. Yakni, gabungan mahasiswa matematika di UMM, Institute Teknologi Sepuluh November Surabaya, Universitas Negeri Malang, serta tiga dosen UMM yang menjadi penguji dalam olimpiade ini.

"Kami memang membuat tim agar olimpiade ini benar-benar independen," imbuh Ketua Himpunan Mahasiswa Matematika UMM yang dikenal dengan Hima Matriks, M Ahsan Saiful Rizal pada SURYA, Minggu.

Tidak hanya itu saja, para siswa juga tak hanya sekedar menjawab. Mereka juga wajib mempresentasikan jawaban masing-masing sesuai dengan logika pikir mereka saat menjawab.

Mahasiswa semester tiga jurusan Matematika ini menjelaskan, olimpiade ini diikuti oleh 32 peserta, yang terdiri dari 12 pelajar SMA, 11 pelajar SMP, serta 9 pelajar SD. "Mereka ini adalah finalis dari wilayah masing-masing himpunan," kata Galih.

Sedikitnya jumlah pelajar yang turut dalam olimpiade ini disebabkan, jumlah pelajar yang dikirim adalah finalis dari masing-masing kota. Misalnya saja, untuk region Malang. Hanya empat perwakilan yang dikirim, itupun terdiri dari dua pelajar SMP dan dua Pelajar SMA di Pamekasan dan Malang.

"Mereka kami pilih karena menjadi finalis dari Olimpiade tahun sebelumnya," ungkapnya.

Ia menambahkan olimpiade yang digelar sehari penuh ini dibuat supaya mendorong siswa agar tekun dalam belajar, khususnya matematika. Selain itu, olimpiade ini menjaring bibit siswa untuk menghadapi Olimpiade Internasional.

Harvested from: http://surabaya.tribunnews.com/2014/02/23/stevans-tak-sempat-belajar
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: