Kisah di Balik Film 'Hijau' Karya Maharesigana UMM, Sempat Kesulitan Cari Talent Utama

Author : Humas | Monday, December 11, 2023 21:34 WIB | Tribunnews.com -

Maharesigana UMM menunjukkan trofi juara 3 kategori video ajang U-Dare 1.0 USK Global Award On Disaster Resilience.

Maharesigana UMM menunjukkan trofi juara 3 kategori video ajang U-Dare 1.0 USK Global Award On Disaster Resilience.

SURYAMALANG.COM, MALANG - Film 'Hijau' mengantar Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana) Universitas Muhamadiyah Malang (UMM) meraih juara 3 kategori video dalam ajang U-Dare 1.0 USK Global Award On Disaster Resilience di Universitas Syiah Kuala Aceh pada akhir November lalu.

44 kampus dari Indonesia, Malaysia, dan Sri Langka ikut dalam kompetisi USK bertema kebencanaan ini. Video berudurasi enam menit ini berhasil mengalahkan ratusan peserta dari berbagai negara.

Produser film, Fadhilah Azzahra Salsabila mengatakan film ini untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga alam. Apalagi akhir-akhir ini banyak pohon yang ditebang secara liar dan mengakibatkan bencana banjir dan longsor.

Mayoritas gambar diambil di Gunung Bromo saat kebakaran beberapa waktu lalu. Tim juga mengambil gambar di rumah warga. Proses pengambilan gambar butuh waktu sekitar dua hari, dan proses editing selama satu minggu.

Tim mengambil scene penanaman bibit pohon untuk memperlihatkan proses reboisasi kepada masyarakat. "Kami juga menampilkan beberapa scene yang memperlihatkan situasi Gunung Bromo yang terbakar habis," kata Dhila kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (8/12).

Dhila mengaku sempat kesulitan mencari talent utama untuk film pendek tersebut. "Talent utama dalam film ini adalah anak kecil. Berkat berbagai koneksi dan kenalan dari Maharesigana, akhirnya ada satu anak yang cocok memerankannya," tambah Dhila.

Film 'Hijau' memiliki alur cerita dengan pesan yang ingin disampaikan. Hal ini mungkin yang membuat film ini meraih penghargaan.

"Kami bisa menyalurkan ilmu dan pengalaman dengan baik di film pendek ini. Semoga ini bisa menjadi media informasi bagi masyarakat untuk selalu menjaga alam sehingga anak cucu kita bisa menikmatinya juga," tandasnya.

Maharesigana didirikan Pusat Studi Kewilayahan, Kependudukan, dan Penanggulangan Bencana (PUSKA-PB) UMM pada tahun 2016. Organisasi bergerak dalam penanggulangan bencana, mulai dari pra, saat, sampai pasca bencana.

Awalnya Maharesigana terdiri dari kumpulan mahasiswa berbagai UKM di UMM. Seiiring berjalannya waktu, SDM yang dimiliki tidak stabil karena hanya berasal dari kumpulan mahasiswa dari UKM yang berbeda dan tidak ada struktur yang baku. Saat itu juga Maharesigana berhenti menjalankan program kerjanya.

Maharesigana kembali didirikan pada tahun 2018. Kali ini Maharesigana memiliki struktur yang lebih baik. Maharesigana juga mulai merekrut anggota resmi dari berbagai kalangan, baik mahasiswa maupun umum. Maharesigana banyak berkolaborasi dengan perguruan tinggi, MDMC, BPBD, PMI, instansi pemerintahan, rumah sakit dan NGO.

Harvested from: https://suryamalang.tribunnews.com/amp/2023/12/11/kisah-di-balik-film-hijau-karya-maharesigana-umm-sempat-kesulitan-cari-talent-utama
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: