Muhammad Syukron Eko berfoto dengan mesin CNC buatannya. Foto: Azmy
MALANG, Tugumalang.id – Perkembangan industri permesinan yang digawangi anak-anak muda di tanah air terus mengalami perkembangan pesat. Vokasi UMM ikut berkontribusi menjadi ekosistem pendukungnya dengan menggandeng pelaku industri robotika itu mendirikan perusahaan di dalam kampus.
Salah satu perusahaan di dalam Kampus Vokasi UMM itu adalah PT Tiga Pilar Garuda, yang bergerak di bidang robotika. Meski baru berdiri sejak 2017, perusahaan muda ini cukup produktif menelurkan karya.
Mulai pesawat drone, robot penjinak bom, robot kapal selam tanpa awak, prototipe senjata wireless (RCWS), mesin Computer Numerical Control (CNC) hingga pembangkit listrik tenaga air dan angin dan masih banyak lagi.
Perusahaan ini digawangi anak muda asal Malang, Jawa Timur bernama Muhammad Syukron Eko. Syukron juga merupakan alumnus UMM jurusan IT yang pernah mendapatkan beasiswa S1 dan S2 di Politechnika Lubelska dan Politechnika Wrocławska, Polandia pada 2013-2014 dan 2016-2017.
Bisnisnya di bidang robotika itu semakin moncer ketika bekerja sama dengan Vokasi UMM selama setahun belakangan. Saat ini, dia sedang ramai menerima jasa perakitan mesin CNC yang ia beri nama Delta CNC.
Mesin CNC ini merupakan alat robotika yang bisa mengukir dan memotong berbagai jenis bahan seperti kayu, akrilik, batu granit, aluminium, dan masih banyak lagi. Bentuk ukiran dan potongan bisa disesuaikan berdasarkan desain yang dibuat melalui komputer.
Pelibatan mesin CNC dalam proses produksi sangat penting apalagi untuk pengusaha UMKM. Adapun, keunggulan mesin CNC mampu menghemat tenaga, waktu, dan dana.
Sebagai permisalan, jika biasanya pengusaha mebel membutuhkan waktu 7-10 untuk mengukir satu unit daun pintu kayu, maka dengan alat ini hanya perlu waktu 14 jam saja, Tentu, hasilnya juga jauh lebih bagus dan presisi dibanding dengan pekerjaan manual tangan.
”Mesin CNC bisa membantu para pelaku usaha kerajinan, khususnya pelaku UMKM agar bisa lebih produktif tanpa mengurangi kualitas dalam proses pembuatan produk, sehingga produk yang dihasilkan bisa lebih maksimal,” tuturnya.
Syukron mengungkapkan produksi mesin CNC buatannya telah menembus pasar domestik, terjauh pernah mengirim ke Papua. Satu mesin CNC ukuran besar miliknya dihargai Rp 19 juta. Untuk ukuran kecil Rp 3 juta.
”Target kami sekarang bisa bikin mesin untuk skala pabrik besar,” tegasnya.
Tak Hanya Cuan, Tapi Juga Berbagi Ilmu
Dalam operasionalnya, dia juga banyak dibantu para mahasiswa Vokasi UMM hingga anak SMA.SMK yang magang di sana. Dia senang bisa berbagi ilmu kepada anak-anak muda lainnya. Ini selaras dengan prinsip Vokasi UMM yang menegaskan perbedaannya dengan kampus vokasi lainnya.
Jika pada umumnya mahasiswa berkesempatan praktek atas program CSR dan semacamnya, maka UMM justru memboyong langsung pabrik ke dalam kampus dan membuka lebar-lebar pemahaman dan pengalaman mahasiswa tersebut.
”Berbagi ilmu itu nomor satu. Setahu saya, jarang ada industri bergabung langsung di kampus. Ya, bisa dibilang kami ini adalah industri swasta yang produksi di dalam kampus,” ungkapnya.
Reporter: Ulul Azmy
editor: jatmiko