Tweet
Sembilan kali sudah Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menempati peringkat pertama sebagai perguruan tinggi terbaik dan mendapat penghargaan Anugerah Kampus Unggul (AKU) dari Kopertis VII Wilayah Jawa Timur sebanyak tiga kali berturut-turut.
Sebagai apresiasi atas raihan AKU tersebut, UMM sudah dua kali menerima penghargaan Kartika. Tahun ini UMM menempati posisi pertama dengan nilai 758,43, jauh mengalahkan perguruan tinggi lain.
Keberhasilan ini tak lepas dari peran seluruh komponen di dalam UMM sehingga sukses bertahan dalam persaingan dunia pendidikan yang semakin ketat.
Apa kita-kiat UMM? Berikut wawancara KORAN SINDO dengan Rektor UMM Drs Fauzan MPd.
Apa kunci sukses UMM sehingga bisa mendapatkan prestasi gemilang ini?
Sebenarnya dalam dunia perguruan tinggi itu platform -nya kan sudah jelas, artinya unsur-unsur yang harus dipenuhi itu sudah digambarkan. Seperti kita ketahui ada empat unsur yaitu Bidang Kelembagaan dan Kerjasama; Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan; Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarat; serta Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
Perguruan tinggi bertugas untuk memacu unsur-unsur ini menjadi lebih unggul. Jadi kalau itu sudah terpenuhi dengan bagus, ya saya kira otomatis.
Artinya harus terpenuhi dan unggul, jangan hanya terpenuhi saja. Kalau terpenuhi saja saya kira juga belum masuk. Penghargaan seperti ini bagi kami sebenarnya tetap menjadi momentum yang penting untuk melakukan introspeksi secara holistik, terutama mengevaluasi kekurangan-kekurangan yang ada pada UMM. Harapannya tentu dari kekurangan itu bisa kita penuhi dan lebih maju lagi.
Ini kan prestasi di Kopertis Jatim. Bagaimana dengan target di tingkat nasional dan internasional?
Tentu kami akan berupaya keras masuk pada wilayah yang lebih besar lagi, nasional dan internasional. Sebenarnya sudah ada beberapa prestasi di tingkat nasional dan sudah diperhitungkan.
Akan tetapi untuk menjadi berguruan yang berkualitas dan diakui masyarakat itu diperlukan satu proses dan perjuangan yang cukup berat tetapi menyenangkan. Ya, berat tapi menyenangkan.
Skor internasional, webometrik UMM kan belum masuk?
Skor webometrik itu hanya salah satu saja. Webometrik ini hubungannya dengan seberapa jauh perguruan tinggi mengembangkan akses informasi secara internasional melalui teknologi informasi. Jadi saya kira itu menjadi tantangan kami.
Apa yang bisa dilakukan UMM untuk mengejar itu?
Tentu memberikan penguatan dan termasuk revitalisasi-akselerasi di bidang manajemen berbasis IT. Saya kita itu kuncinya. Tentu kalau itu dijabarkan memang banyak sekali.
Beberapa waktu lalu UMM sempat berkunjung ke Korea . A pakah dalam rangka tujuan tersebut?
Ya, kita ke sana dalam rangka untuk memasuki era pasar bebas. Saya kira Masyarakat Ekonomi ASEAN juga sudah ditabuh, kemudian bonus demografi sebentar lagi.
Perguruan tinggi, khususnya UMM, juga tidak mau kalah. Kita tidak mau larut, tidak menjadi orang yang dipermainkan tetapi kita juga menjadi aktor. Salah satu cara yang ditempuh adalah dilakukannya program yang disebut benchmarking , melakukan penjajakan-penjajakan untuk mengukur posisi UMM di ASEAN.
B enchmarking sudah dilakukan oleh seluruh ketua jurusan di UMM. Tentu saja tidak sama dari orientasinya di beberapa negara yang kira-kira memang prodi itu memiliki komptetitor kuat. Penelitian UMM adalah yang terbanyak .
Bagaimana dengan pengabdian dan program nasional hilirisasi?
Penilaian itu kan ada internal dan ada Dikti. Kalau internal UMM ini sebenarnya fasenya sudah sedikit. Kalau diukur pada era 1990-an (pengabdian masyarakat) itu pasti terbanyak.
Karena memang kebijakan penelitian internal, pengabdian masyarakat internal itu dimulai era 1990-an sehingga waktu itu universitas menggelontorkan banyak dana untuk penelitian-penelitian atau pengabdian masyarakat.
Tapi kepentingan waktu itu bukan kepentingan ini (penghargaan), melainkan memberikan penguatan kampus berbasis riset. Jadi dalam rangka untuk mengembangkan kampus berbasis riset tentu anggaran universitas secara besar-besaran digelontorkan untuk melakukan riset baik dosen tetap maupun tidak tetap.
Upaya apa yang dilakukan u ntuk pengembangan riset?
Sekarang tahapnya sudah masuk pada wilayah yang saya sebut hilirisasi. Jadi sudah pada wilayah, kita meneliti itu untuk apa? Saya sangat setujudan sepakat bahwa penelitian itu ending -nya harus memberikan kesejahteraan masyarakat.
Kami punya riset unggulan tentang pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang saat ini menjadi ikon dan terbukti bermanfaat bagi masyarakat. Kami punya dua pembangkit listrik mikrohidro. Hasil penelitian juga bisa dimanfaatkan masyarakat-masyarakat sekitarnya.
Insya Allah tidak lama juga sudah dipesan beberapa kepala daerah untuk dimanfaatkan di daerah-daerah tertentu. Kami memang memacu penelitian bergerak di bidang energi terbarukan.
Ke sanalah arah kami sebenarnya. Karena apa? Karena memang pada bidang ini banyak dicari tetapi tidak banyak yang bisa diakses. Persoalannya ada di situ.
Akan seperti apa UMM ke depan ?
Kami punya rancangan bahwa pendidikan tinggi ke depan sudah harus memiliki entrepreneur culture . Jadi budaya wirausaha sudah tidak bisa dimungkiri tak bisa dilepaskan dari dunia perguruan tinggi masa depan.
Akseptabilitas suatu perguruan tinggi ke depan sebenarnya ditentukan oleh seberapa kuat entrepreneur culture di perguruan tinggi itu.
Tentu untuk bisa membangun entrepreneur culture kami harus bisa membangun kerjasamakerjasama, baik di dalam maupun di luar negeri. UMM sedang didorong untuk ke arah itu.