Merdeka.com - Merdeka.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menilai Indonesia tidak kekurangan kekayaan riset dan teknologi. Telah banyak produk penelitian bernilai tinggi yang dilahirkan para mahasiswa Indonesia.
Namun, banyaknya produk penelitian itu belum ditunjang oleh ekosistem yang kuat untuk memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
"Kondisi tersebut jelas merugikan bangsa Indonesia. Padahal ada beragam riset dan penemuan teknologi yang dapat menolong permasalahan bangsa ini," kata Nadiem Makarim dalam pembukaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) Ke-35 yang digelar di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (1/12).
Karena itu, Kemendikbud telah membuat program Kedaireka (Kerja Sama Dunia Usaha dan Kreasi Reka) untuk membangun jembatan antara perguruan tinggi dan mitra. Program tersebut telah berjalan selama dua tahun dan telah menerima 6.000 proposal serta menyalurkan Rp13 triliun dana penelitian.
"Kolaborasi perguruan tinggi dan mitra juga pada akhirnya telah membantu kehidupan masyarakat secara luas," ujarnya.
Sebanyak 1.693 peserta terdiri dari 374 tim dari 97 perguruan tinggi ikut ambil bagian dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-35 di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Mahasiswa dari berbagai penjuru Indonesia itu akan bersaing memberikan inovasi terbaiknya.
Kehadiran Pimnas secara berkelanjutan dinilai Nadiem akan memperkuat ekosistem riset dan inovasi di Indonesia. Selain itu juga membuktikan bahwa Perguruan Tinggi Indonesia tidak pernah kekurangan inovasi, ide, dan talenta cemerlang untuk melakukan lompatan ke depan.
"Selain mengasah kreativitas dan daya pikir, Pimnas merupakan sarana untuk menempa mental dan karakter kalian menjadi pribadi yang lebih berani. Berani untuk mengambil risiko dan berani untuk gagal. Baik menang maupun kalah, kalian tetap akan menjadi bagian penting dalam upaya Indonesia mewujudkan ekosistem riset yang berkelanjutan," ujar Nadiem.