VIVAnews - Tanaman tak begitu terlihat memiliki kemampuan berkomunikasi dengan tanaman lainnya. Pasalnya mereka tak mengeluarkan suara atau menandakan sinyal verbal yang terlihat.
Namun diketahui, antar tanaman bisa saling 'berbicara' untuk menyampaikan kondisi sekitarnya.
Tapi komunikasi tanaman tak seperti pada hewan maupun manusia. Tanaman menggunakan sinyal kimia sebagai bahasa komunikasi dengan tanaman lain.
Melansir Softpedia, Jumat 20 Juni 2014, sinyal kimia yang dilepaskan sebuah tanaman berfungsi sebagai peringatan kepada tumbuhan lain dari sebuah ancaman lingkungan potensial.
Gambaran ini dijelaskan dalam sebuah channel YouTube Minute Earth.
Tanaman yang terluka, akan melepaskan senyawa tertentu yang akhirnya menempel pada daun tanaman lain di sekitarnya.
Nah, pemberitahuan itu kemudian membuat tanaman lain mengaktifkan mekanisme pertahanan dari ancaman yang datang.
Peringatan kimia itu sudah ditunjukkan oleh beberapa penelitian. Misalnya tomat atau tanaman tembakau, keduanya menghasilkan senyawa kimia untuk menghadang ulat, dengan membuat daun tanaman terasa mengerikan.
Bahkan tanaman jagung dan kapas memanfaatkan pelepasan senyawa kimia untuk menarik spesies lain mendatangi keduanya. Harapannya, spesies lain itu bisa mengusir atau membunuh ulat yang menggerogoti tubuh mereka.
Sinyal Kepada Hewan
Laman Wired menguatkan tentang bahasa tanaman. Pakar ekologi dari University of California, Davis, Amerika Serikat Richard Karban mencatat 40 dari 48 studi komunikasi tanaman mengonfirmasi tanaman lain mendeteksi sinyal udara dan meningkatkan produksi senjata kimia sebagai mekanisme pertahanan guna merespon ancaman dari luar.
Hal itu diamini oleh Martin Heil, pakar ekolog Lembaga Riset Meksiko, Cinvestav Irapuato.
"Bukti tanaman melepaskan volatil saat dirusak oleh herbivora adalah suatu yang pasti dalam sains. Bukti tanaman entah bagaimana merasakan volatil dan merespons pertahanan juga sangat baik," kata Heil.
Bukti lain soal kekuatan sinyal yang dilepaskan tanaman juga disampaikan peneliti pelopor studi sinyal tanaman, Ted farmer dari University of Lausanne, Swiss.
Farmer menemukan tanaman mengirimkan informasi melalui 'sinyal listrik dan sistem sinyal berbasis tegangan'. Kata Farmer, sinyal itu digunakan untuk menakutkan serta mengingatkan sistem saraf hewan.
"Apa yang dilakukan tanaman itu cukup spektakuler," kata dia.
Namun Farmer mengatakan kemampuan yang dimiliki mahluk itu tak berarti tanaman memiliki neutrin atau sistem otak. (ita)