VIVAnews - Teknologi kini dapat digunakan untuk mengungkap aksi kejahatan. Terutama saat para penjahat dan jaringannya makin pintar menyembunyikan kejahatannya.
Tak salah jika kemudian penyidik di Inggris menganggap perlunya teknologi satelit guna mendukung pengungkapan aksi kejahatan.
Dengan memanfaatkan kemampuan pencitraan satelit, penyidik bisa melihat hal-hal detail yang tak terdeteksi oleh penyidikan konvensional. Penyidik Inggris telah merasakan manfaat pencitraan satelit dalam mengungkap pembunuhan seorang perempuan asal Surian, Rania Alayed.
Melansir CNN, Selasa 12 Agustus 2014, perempuan 25 tahun itu dibunuh oleh suaminya, Akhmed al-Khatib pada awal tahun ini. Usai mengakhiri hidup pasangannya, sang suami diketahui menghilangkan jejak, dengan menguburkan jasad istrinya di sebuah kawasan tertentu, dekat kota kecil Thirsk, di Wilayah North Yorkshire. Upaya menghilangkan jejak pembunuhan itu sebenarnya berhasil. Meskipun ada pencarian luas oleh polisi, tubuh Raina tidak pernah ditemukan.
Bahkan sebulan setelah pembunuhan, sang suami justru melapor ke kepolisian setempat, Sang suami melaporkan sang istrinya telah hilang.
Penyidik kemudian melakukan penyisiran selama berbulan-bulan, namun nihil. Bahkan penyidik merasa frustasi dengan upayanya yang telah menelan biaya tinggi namun belum menemukan titik terang kasus itu.
Penyidik kemudian memutuskan menggunakan pencitraan satelit untuk menangani kasus itu. Alhasil, keputusan penyidik itu cukup jitu, pencitraan satelit mulai menguak aksi jahat sang suami. Kasus ini mulai menunjukkan titik terang pada Juni lalu.
"Kami telah menggunakan fotografi udara dan peluang muncul pencarian pada bidang yang lebih luas. Fotografi itu memungkinkan kami mengidentifikasi anomali pada daratan, dan kami dapat langsung memulai pencarian," jelas Peter Marsh, Inspektur Detektif Kepolisan Kota besar Manchester, Inggris.
Polisi mengatakan berkat pengawasan dari udara itu, jejak pembunuhan mulai Alayed terkuak. Sebab satelit itu memiliki kemampuan memindai lubang kecil kelinci di semak-semak dan bisa mengidentifikasi perubahan jejak tanah, yang digunakan untuk menghilangkan situs kuburan.
Terobosan Baru Penyidikan
Tubuh jasad Alayed sampai saat ini dilaporkan belum ditemukan, pencarian tubuh Alayed tengah dilangsungkan. Meski demikian, Marsh yakin terobosan penyidikan itu cukup signifikan untuk penyidikan di masa depan.
"Kami melihat teknologi ini membawa kami dalam generasi anyar penyilidikan kejahatan. Bagi saya ini mengesankan dengan bantuan satelit luar angkasa dibanding menggunakan sekop di tanah," ujar Marsh.
Penggunaan satelit untuk mendukung penyelidikan bukan pertama kali. Selama lebih dari satu dekade, otoritas Australia telah menggunakan satelit untuk menangani kasus pembalakan liar. Tapi dengan kemajuan teknologi, dengan kemampuan pencitraan yang makin akurat dan handal, dipandang akan mengubah kepasitas penegakan hukum.
Pakar senior observasi Bumi, Dr Richard Hilton menyebutkan jika 5 tahun lalu resolusi piksel satelit yang terbaik hanya satu meter dengan sensor kamera kisaran 2,5 meter, maka pada tahun ini pihaknya memiliki satelit dengan resolusi mencapai 30 cm. Resolusi satelit 30 cm terbukti mampu sukses membantu Polisi Swiss untuk menguak ladang ganja pada 2009.
"Ini secara dramatis mengubah potensi mendeteksi beberapa hal atau memantau situs yang menarik," ujar Hilton.
Ungkap Kejahatan Besar
Penggunaan teknologi satelit bukan hanya untuk mengungkap kasus kecil. Justru terobosan ini difokuskan untuk membongkar kejahatan terorganisir, kejahatan perdagangan dan penyelundupan ikan. Satelit yang dimaksud ini dipasok untuk mengawasi penangkapan industri penangkapan ikan ilegal, yang bernilai hingga US$23 miliar per tahun setara Rp270,5 triliun. Cukup fantastis.
"Kami dapat mengidentifikasi sebuah kapal tertentu dan memonitor perilaku kapal dari pelabuhan ke pelabuhan. Kami bisa melihat saat kapal bertemu dengan kapan lain dan melakukan cara yang aneh dan bongkar muat sampai aktivitas yang tak diperbolehkan," ujar Hilton.
Dengan dukungan sistem Satellite Applications Catapult (SA Catapult) bisa mendorong peningkatan jumlah satelit observasi bumi. Dan banyaknya pemain kategori satelit ini, seperti Digital GLoba milik perusahaan Amerika Serikat dan berkembangnya pasar satelit Asia, makin membuka lebar pengawasan dengan menggunakan satelit.
Beberapa pakar yakin bila pengawasan dari luar angkasa bakal menjadi standar baru dalam penyelidikan kejahatan.
"Teknologi yang dikembangkan Catapult akan memiliki aplikasi luas, tak hanya untuk organisasi polisi nasional dan internasional saja, tapi juga pada pihak mana saja yang menjalankan keamanan internasional," jelas Patricia Lewis, Direktur Riset Keamanan Internasional lembaga thing tank Catham House.
Lewis mengatakan komitmen pengawasan yaitu terkait perdagangan narkoba dan pengurangan perjanjian senjata.
Kendala Isu Privasi
Sedangkan pakar satelit dan hukum University College London, Ray Purdy, yakin skema pengawasan baru itu akan memudahkan kepolisian membeli satelit secara mandiri.
Namun demikian, terobosan penggunaan citra satelit itu juga bisa terganjal oleh kendala etika seputar privasi. Purdy mengaku mengkhawatirkan hal itu.
"Kebanyakan satelit dimiliki secara komersial, jadi jika Anda memiliki uang, Anda dapat membeli pencitraan itu. Dengan demikian, siapa pun bisa memata-matai siapa pun. Hal penting lainnya perdebatan soal privasi," ujarnya.
Sejuuh ini, Purdy tengah mengamati konsultasi publik untuk menetapkan standar penggunaan satelit untuk kepentingan kasus pidana.