UMM Students were Challenged to Create Creative Content in the Digital Era

Author : Humas | Wednesday, March 14, 2018 13:22 WIB
 
 

The development of the digital era always presents a number of new professions that can break the boundaries and time. Young people become the biggest segments that wrestle this profession. Theycompetespreading creativity in various digital media, including Vlogger, Blogger, Influencer, Creative Content, and Social Media Specialist.

Being current and following these developments, University of Muhammadiyah Malang (UMM) cooperated with Kaskus which is the largest online community site in Indonesia to share information and tips on creative success in the digital era. Hujwiriawan Ewing (Ewing HD) and Revelation Naufal (WN Naufal) play a role as influencers. Both are successful students starting profession as influencers through Kaskus.

On this occasion, Ewing HD shared his story about starting his work through Kaskus. He said that nowadays, there is no reason for young people not to start being contentcreator.

"Now we have facilitated with various facilities on the smartphone, so we can make content wherever we are," said Ewing.

In addition, he also emphasizedthat to build confidence instarting a work,there must be consistency. For this youth born in Yogyakarta, consistency is important to continue to work and create.

"Well,if you want to be confident,the most important thing is consistent first, if not, there will be no changes," said Ewing.

If Ewing works by creating and sharing horror videos, Naufal prefers to channel his hobby, horror stories,through writing. Naufal has written a thread in Kaskus since 2016 and managed to record the story he sharedin Kaskus under the title 100 Years after I Die.

Naufal claimed that the most important thing in writing isa strong intention to continue writing. For this studentborn also inYogyakarta, if there is an intention to continue writing then itis not difficult to start it.

"The most important thing is the intention to continue writing,not the intention to write it," he added.

In line with the story of thosetwo people, the lecturer of Language Education and Literature of Indonesia (PBSI UMM),Joko Widodo,also argues thatthe success of one of UMM students, Luluk HF, who shared her writing documentedin a novel to online mediaand taken to the cinemaby one of the production houseswas a pride. Joko Widodo also emphasizedthat nothing is difficult if there is an intention to start writing.

"Writing is like we must diligently exercise to havea healthy body. If you want to write well, try to do everyday," said Joko Widodo.

Joko continued naming online media such as Kaskus, Instagram,and Facebook areno longer unfamiliar thingsfor young people especially forstudents. In this regard, the lecturer of Literature Creation invitedthemto post poems or short stories which are as assignments in lectures ontheirpersonal blogs or Facebook pages.

"I want my students to be successful through writing, so I askedthem to do the task and post it on his blog or Facebook," he said.

Currently, the profession as a content creator is very enjoyed by students. This makes the lecturer of Communication Science (IKOM UMM), Nurudin,encouragesUMM students to continue writing without much time to waste.

"Do not delay to write, because every writing has its own market," the lecturer who is also the author of the book New Cyber ​​Society in the Digital Era explained.

Nurudinadded thatto start writing, itis not necessary to find a spectacular theme first. Students now love to hang outand capturetheir momentsthrough photos.It can be used as a form of writing in a theme ofpersonal experience. If it can be wrapped in a unique way, then the reader will continue to wait for our next new writings.

"To start writing, itis not necessary to find a spectacular theme first. Just start writingabout simple thing, your personal experiencefor example,and if the resultis good,readers will be await for your next writings," he concluded. (ard)
 
Pekembangan zaman digital selalu menghadirkan sejumlah profesi baru yang dapat menembus batas dan waktu.  Anak muda menjadi segmen terbesar yang menggeluti profesi ini.  Mereka seperti berlomba-lomba menelurkan kreativitas dalam berbagai media digital, diantaranya menjadi Vlogger, Blogger, Inlfluencer, Content Creative dan Social Media Specialist.
 
Menjadi kekinian dan mengikuti perkembangan tersebut, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggandeng Kaskus yang merupakan situs komunitas online terbesar di Indonesia untuk berbagi informasi dan kiat sukses berkreasi di era digital. Hadir sebagai influencer adalah Hujwiriawan Ewing (Ewing HD) dan Wahyu Naufal (WN Naufal). Keduanya merupakan mahasiswa yang sukses memulai profesi sebagai influencer melalui Kaskus.
 
Pada kesempatan ini Ewing HD membagikan kisahnya mulai berkarya melalui Kaskus. Ia menyampaikan bahwa saat ini tidak ada alasan bagi anak-anak muda untuk tidak memulai menjadi seorang konten kreator.
 
"Sekarang kita sudah dimudahkan dengan berbagai fasilitas yang ada di smartphone, jadi kita bisa bikin konten di mana aja," jelas Ewing.
 
Selain itu, ia juga menekankan bahwa untuk membangun kepercayaan diri saat memulai berkarya harus ada konsistensi. Bagi pemuda kelahiran Yogyakarta ini, konsistensi itu penting untuk terus berkarya dan berkreasi.
 
"Yah kalau mau pede yang paling penting itu konsisten dulu, kalau gak konsisten yah gak bakal ada perubahan," jelas Ewing.
 
Jika Ewing berkarya dengan cara membuat dan membagikan video-video horor, Naufal lebih memilih menyalurkan kegemarannya pada kisah horor melalui tulisan. Naufal telah menulis thread di Kaskus sejak tahun 2016 dan ia telah berhasil membukukan cerita yang ia bagikan di Kaskus dengan judul 100 Tahun setelah Aku Mati.
 
Naufal mengaku hal paling penting dalam menulis itu adalah niat yang kuat untuk melanjutkan menulis. Bagi mahasiswa asal Yogyakarta ini, jika sudah ada niatan untuk melanjutkan menulis maka memulai menulis bukan hal yang sukar.
 
"Yang paling penting itu niat lanjutin nulis bukan niat nulisnya," jelasnya.
 
Senada dengan kisah dua orang tersebut,  dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI UMM) Joko Widodo juga mengisahkan kesuksesan mahasiswa UMM Luluk HF yang membagikan tulisan yang dibagikan di media online, dbukukan dalam bentuk novel, hingga dan diangkat ke layar lebar oleh salah satu rumah produksi ternama. Joko Widodo juga menekankan bahwa tidak ada yang sulit jika sudah ada niatan untuk memulai menulis.
 
"Menulis itu ibarat kita mau badan sehat setiap hari, harus olahraga. Kalau mau menulis bagus yah tiap hari menulis," ungkap Joko Widodo.
 
Joko melanjutkan media-media online seperti Kaskus, Instagram dan Facebook  memang bukan lagi wilayah yang asing bagi anak muda utamanya mahasiswa. Berkenaan dengan hal tersebut, dosen mata kuliah Kreasi Sastra ini mengajak mahasiswanya untuk memosting puisi atau cerita pendek (cerpen) yang merupakan penugasan kuliah di blog pribadi atau laman Facebook masing-masing.
 
"Saya ingin suatu saat mahasiswa saya bisa sukses melalui keterampilan menulis, jadi saya minta mereka mengerjakan tugas dan dikirim di blog atau Facebook miliknya," tuturnya.
 
Saat ini, profesi sebagai konten kreator memang sangat digandrungi utamanya oleh anak muda yang berstatus mahasiswa. Hal tersebut membuat dosen Ilmu Komunikasi (IKOM UMM) Nurudin mengajak mahasiswa UMM untuk terus menulis tanpa banyak waktu untuk merenung. 
 
"Jangan menunda untuk menulis, karena setiap tulisan punya pasarnya sendiri-sendiri," terang dosen yang juga penulis buku Tuhan Baru Masyarakat Cyber di Era Digital.
 
Ditambahkan oleh Nurudin, menulis itu tidak perlu melulu yang harus ada temanya baru bisa menulis. Mahasiswa sekarang suka jalan-jalan dan mengabadikan melalui foto, hal tersebut sudah dapat dijadikan bentuk tulisan tentang pengalaman pribadi. Jika tulisan itu dapat dibungkus dengan unik, maka pembaca akan terus menunggu tulisan-tulisan baru kita yang selanjutnya.
 
"Nulis gak harus nunggu tema tulis saja pengalaman pribadi dan jika apik yah pasti pembaca akan menunggu tulisan-tulisan kita," pungkasnya. (nis/sil)
 
Pekembangan zaman digital selalu menghadirkan sejumlah profesi baru yang dapat menembus batas dan waktu.  Anak muda menjadi segmen terbesar yang menggeluti profesi ini.  Mereka seperti berlomba-lomba menelurkan kreativitas dalam berbagai media digital, diantaranya menjadi Vlogger, Blogger, Inlfluencer, Content Creative dan Social Media Specialist.
 
Menjadi kekinian dan mengikuti perkembangan tersebut, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggandeng Kaskus yang merupakan situs komunitas online terbesar di Indonesia untuk berbagi informasi dan kiat sukses berkreasi di era digital. Hadir sebagai influencer adalah Hujwiriawan Ewing (Ewing HD) dan Wahyu Naufal (WN Naufal). Keduanya merupakan mahasiswa yang sukses memulai profesi sebagai influencer melalui Kaskus.
 
Pada kesempatan ini Ewing HD membagikan kisahnya mulai berkarya melalui Kaskus. Ia menyampaikan bahwa saat ini tidak ada alasan bagi anak-anak muda untuk tidak memulai menjadi seorang konten kreator.
 
"Sekarang kita sudah dimudahkan dengan berbagai fasilitas yang ada di smartphone, jadi kita bisa bikin konten di mana aja," jelas Ewing.
 
Selain itu, ia juga menekankan bahwa untuk membangun kepercayaan diri saat memulai berkarya harus ada konsistensi. Bagi pemuda kelahiran Yogyakarta ini, konsistensi itu penting untuk terus berkarya dan berkreasi.
 
"Yah kalau mau pede yang paling penting itu konsisten dulu, kalau gak konsisten yah gak bakal ada perubahan," jelas Ewing.
 
Jika Ewing berkarya dengan cara membuat dan membagikan video-video horor, Naufal lebih memilih menyalurkan kegemarannya pada kisah horor melalui tulisan. Naufal telah menulis thread di Kaskus sejak tahun 2016 dan ia telah berhasil membukukan cerita yang ia bagikan di Kaskus dengan judul 100 Tahun setelah Aku Mati.
 
Naufal mengaku hal paling penting dalam menulis itu adalah niat yang kuat untuk melanjutkan menulis. Bagi mahasiswa asal Yogyakarta ini, jika sudah ada niatan untuk melanjutkan menulis maka memulai menulis bukan hal yang sukar.
 
"Yang paling penting itu niat lanjutin nulis bukan niat nulisnya," jelasnya.
 
Senada dengan kisah dua orang tersebut,  dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI UMM) Joko Widodo juga mengisahkan kesuksesan mahasiswa UMM Luluk HF yang membagikan tulisan yang dibagikan di media online, dbukukan dalam bentuk novel, hingga dan diangkat ke layar lebar oleh salah satu rumah produksi ternama. Joko Widodo juga menekankan bahwa tidak ada yang sulit jika sudah ada niatan untuk memulai menulis.
 
"Menulis itu ibarat kita mau badan sehat setiap hari, harus olahraga. Kalau mau menulis bagus yah tiap hari menulis," ungkap Joko Widodo.
 
Joko melanjutkan media-media online seperti Kaskus, Instagram dan Facebook  memang bukan lagi wilayah yang asing bagi anak muda utamanya mahasiswa. Berkenaan dengan hal tersebut, dosen mata kuliah Kreasi Sastra ini mengajak mahasiswanya untuk memosting puisi atau cerita pendek (cerpen) yang merupakan penugasan kuliah di blog pribadi atau laman Facebook masing-masing.
 
"Saya ingin suatu saat mahasiswa saya bisa sukses melalui keterampilan menulis, jadi saya minta mereka mengerjakan tugas dan dikirim di blog atau Facebook miliknya," tuturnya.
 
Saat ini, profesi sebagai konten kreator memang sangat digandrungi utamanya oleh anak muda yang berstatus mahasiswa. Hal tersebut membuat dosen Ilmu Komunikasi (IKOM UMM) Nurudin mengajak mahasiswa UMM untuk terus menulis tanpa banyak waktu untuk merenung. 
 
"Jangan menunda untuk menulis, karena setiap tulisan punya pasarnya sendiri-sendiri," terang dosen yang juga penulis buku Tuhan Baru Masyarakat Cyber di Era Digital.
 
Ditambahkan oleh Nurudin, menulis itu tidak perlu melulu yang harus ada temanya baru bisa menulis. Mahasiswa sekarang suka jalan-jalan dan mengabadikan melalui foto, hal tersebut sudah dapat dijadikan bentuk tulisan tentang pengalaman pribadi. Jika tulisan itu dapat dibungkus dengan unik, maka pembaca akan terus menunggu tulisan-tulisan baru kita yang selanjutnya.
 
"Nulis gak harus nunggu tema tulis saja pengalaman pribadi dan jika apik yah pasti pembaca akan menunggu tulisan-tulisan kita," pungkasnya. (nis/sil)
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image